ANKARA (Arrahmah.com) – Turki pada Senin (20/7/2020) mendesak “segera” diakhirinya dukungan untuk komandan Khalifa Haftar di Libya setelah pembicaraan trilateral yang diadakan di Ankara antara pejabat Libya, Malta dan Turki.
Turki awal tahun ini meningkatkan dukungannya terhadap Pemerintah Kesepakatan Nasional (GNA) yang berbasis di Tripoli, yang diakui oleh PBB, setelah Haftar melancarkan serangan pada April 2019 untuk merebut ibu kota, lansir AFP.
Kekacauan di Libya telah mengakar sejak penggulingan diktator lama Moammar Qaddafi tahun 2011 dengan kelompok-kelompok politik dan bersenjata yang bersaing untuk mendapatkan kekuasaan.
Haftar didukung oleh Mesir dan Uni Emirat Arab -negara-negara dengan hubungan yang tegang terhadap Turki- serta Rusia.
“Sangat penting bahwa semua jenis bantuan dan dukungan yang diberikan kepada Haftar, yang melarang memastikan perdamaian, ketenangan, keamanan dan integritas teritorial Libya, segera berakhir,” kata Menteri Pertahanan Turki Hulusi Akar.
Komentarnya muncul setelah pertemuan dengan menteri dalam negeri Libya dan Malta di kementerian pertahanan di ibu kota Turki.
Pendukung Haftar harus “berhenti mendukung proyek yang tidak realistis dan salah,” kata Menteri Dalam Negeri GNA Fathi Bashaga, menurut terjemahan kementerian pertahanan Turki.
“Komunitas internasional harus memprioritaskan pelestarian Libya yang bersatu,” Menteri Dalam Negeri Malta Byron Camilleri mengatakan, bergabung dengan Akar dan Bashaga.
Setelah GNA menandatangani perjanjian keamanan dan maritim dengan Turki tahun lalu, dukungan militer Ankara termasuk drone membantunya memaksakan kembali kendali atas barat laut Libya. (haninmazaya/arrahmah.com)