IDLIB (Arrahmah.com) – Tentara Turki yang didukung oleh pasukan oposisi melancarkan operasi militer besar-besaran di provinsi Idlib, setelah pengerahan bala bantuan besar selama tiga pekan untuk menghentikan serangan yang dipimpin Rusia di Suriah utara.
Serangan Rusia di Idlib telah menewaskan 400 orang dan menelantarkan 900.000 orang sejak Desember, kata aktivis setempat kepada Zaman al-Wasl, Kamis (20/2/2020).
Didukung oleh serangan artileri berat Turki, Tentara Nasional Suriah (SNA) telah membuat kemajuan cepat di kota al-Nayrab, dan berhasil mengambil area beberapa mil dari bandara militer strategis di wilayah Idlib timur.
Sebelumnya, pada Rabu (19/2), Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan mengancam akan melancarkan operasi besar-besaran di wilayah Idlib pada akhir bulan jika rezim Bashar al-Assad tidak menarik pasukannya dari wilayah itu.
“Operasi di Idlib sudah dekat,” kata Erdogan kepada anggota parlemen di parlemen.
“Kami menghitung mundur, ini peringatan terakhir kami,” tegasnya.
Pasukan rezim Suriah yang dipimpin oleh Bashar al-Assad telah berusaha untuk merebut pedesaan Aleppo dan bagian-bagian provinsi Idlib yang menyebabkan ratusan ribu warga sipil Suriah melarikan diri ke perbatasan Turki, yang sudah menampung lebih dari 3,7 juta pengungsi.
Kemajuan rezim Asad yang cepat telah memicu pertempuran yang langka antara Suriah dan Turki yang mendukung pejuang oposisi.
Pekerja bantuan Suriah pada Rabu (19/2) menyerukan agar segera dilakukan gencatan senjata serta bantuan internasional bagi hampir satu juta orang yang melarikan diri dari pertempuran di barat laut negara itu.
Dalam sepekan terakhir, pasukan Assad telah berhasil mengamankan jalan raya strategis yang dikenal sebagai M5 dan mengkonsolidasikan kendali atas provinsi Aleppo untuk pertama kalinya sejak 2012, memberikan pukulan hebat kepada oposisi yang sekarang berjuang untuk mempertahankan benteng terakhirnya di Idlib.
(ameera/arrahmah.com)