HASAKAH (Arrahmah.com) – Warga kota Hasakah mengadakan aksi protes mengutuk tindakan Turki yang memotong aliran air bagi warga selama 2 bulan.
Dilansir SANA (2/9/2021), warga kota Hasakah menyelenggarakan aksi di depan markas besar Komite Internasional Palang Merah.
Para peserta aksi mengangkat spanduk mencela diamnya internasional akan tindakan Turki yang menurut mereka telah melanggar kemanusiaan.
Pada kesempatan itu, perwakilan pendemo menyerahkan pernyataan kepada perwakilan Komite Internasional Palang Merah yang menyatakan kecaman atas kejahatan perang yang dilakukan Turki dan kelompok perlawanan Suriah pro Turki karena menghentikan pengoperasian stasiun air Alouk di pedesaan kota Ras, provinsi Al Ain.
“Warga di provinsi itu menyatakan bahwa tindakan Turki mengancam kehidupan lebih dari satu juta warga Suriah yang ada di kota Hasakah, distrik Tal Tamr, dan pedesaan barat. Mereka tidak memiliki sumber air kecuali yang dipompa dari stasiun airAlouk,” ungkap pernyataan tersebut.
Pernyataan itu pun menambahkan bahwa Turki dengan sengaja berperang melawan Rakyat Suriah dengan menghentikan kebutuhan hidup paling dasar dalam kondisi iklim yang keras dan penyebaran Covid-19.
Akibat dari penyetopan air itu, banyak warga disebutkan terkena penyakit penyakit usus dan kulit yang menyebar.
Dalam pernyataan itu, warga di Provinsi Hasakah meminta organisasi internasional dan badan-badan PBB, termasuk misi Komite Internasional Palang Merah, untuk segera campur tangan dan memikul tanggung jawab kemanusiaan dan moral dalam menghadapi kasus mereka.
Mereka juga meminta agar air dari stasiun Allouk dapat terus mengalir dan tidak ada campur tangan pihak manapun atas kebutuhan air warga ini.
Mufti Hasaka, Sheikh Abdul Hamid Al Kandah, mengatakan dalam sebuah pernyataan kepada SANA: “Memotong air untuk penduduk kota adalah kejahatan keji dan itu ditolak oleh hukum internasional. Oleh karena itu, Turki harus bertanggung jawab atas kejahatan yang dilakukan terhadap satu juta warga negara yang tidak bersalah. Warga mengandalkan stasiun air ini sebagai satu-satunya sumber untuk air minum.”
Sementara itu, Uskup Agung Kristen Ortodoks Suriah Maurice Amseeh, mengatakan: “Penduduk Hasakah telah menderita selama sekitar 35 hari sebagai akibat dari tindakan Turki yang memotong aliran air ke pemukiman mereka. Masyarakat internasional harus memikul tanggung jawabnya.”
Atas nama kemanusiaan, Amseeh meminta semua organisasi, negara, dan badan kemanusiaan untuk campur tangan dan menghentikan kejahatan ini terhadap warga Hasakah.
Sekretaris Dewan Tetua dan Tokoh-tokoh Suku dan Klan Suriah, Dr. Ahmed Al Drees, berharap dengan adanya aksi diharapkan ada kesadaran masyarakat internasional terhadap kejahatan perang yang dilakukan oleh Turki terhadap satu juta warga Hasakah. (hanoum/arrahmah.com)