ANKARA (Arrahmah.com) – Serangan pembalasan diluncurkan oleh otoritas Turki mengikuti serangan mortir dari wilayah Suriah yang menewaskan lima orang warga Turki di kota Akcakale.
Angkatan bersenjata Turki telah meluncurkan serangan artileri terhadap posisi rezim Assad di Suriah dalam menanggapi serangan mortir tentara Alawiyah yang menewaskan lima orang dari satu keluarga yang sama di Turki bagian tenggara.
Dalam sebuah pernyataan yang dikeluarkan pada Rabu (3/10/2012), Recep Tayyip Erdogan, Perdana Menteri Turki, mengatakan serangan dilakukan mengikuti pelacakan radar.
“Telah terjadi serangan di daratan Turki dan warganya kehilangan nyawa. Pasti ada respon untuk hal itu dalam hukum internasional. Kami tidak dibutakan oleh amarah tapi kami melindungi hak-hak kami sampai akhir dalam menghadapi serangan seperti ini di tanah kami yang menewaskan warga kami,” ujar Bulent Arinc, wakil Perdana Menteri Turki.
Menurut walikota Akcakale, Abdulhakim Ayhan, satu jam sebelum serangan menghantam sebuah rumah, ledakan terjadi sekitar 200 meter dari rumah tersebut.
“Tidak ada yang terluka. Namun, serangan kedua yang menghantam sebuah rumah, terdapat korban tewas dan terluka. Mereka semua sudah dibawa ke rumah sakit,” ujarnya.
Penduduk setempat yang tinggal di wilayah perbatasan panik. Kantor gubernur tengah mempertimbangkan apakah akan mengevakuasi warga dari daerah perbatasan.
Al Jazeera melaporkan bahwa Turki telah sepakat untuk mengadakan pertemuan mendesak anggota NATO di Brussels untuk membahas serangan itu. Pertemuan duta besar NATO terdapat dalam pasal 4 dari Piagam NATO yang mengatakan menyediakan konsultasi ketika negara anggota berada di bawah ancaman.
Pada pertemuan tersebut, koresponden Al Jazeera mengatakan Turki mungkin berpendapat “sepenuhnya berhak untuk merespon”.
Saksi mata mengatakan polisi juga terluka dalam serangan yang terjadi tak jauh dari perbatasan Suriah. (haninmazaya/arrahmah.com)