ANKARA (Arrahmah.com) – Turki tengah menguji sampel darah yang diambil dari korban Suriah yang dibawa ke perbatasan dari pertempuran dalam beberapa hari terakhir untuk menentukan apakah mereka menjadi korban serangan senjata kimia, ujar pemerintah setempat pada Rabu (1/5/2013) seperti dilansir Al Arabiya.
Sampel dikirim ke lembaga forensik Turki setelah beberapa korban dengan kesulitan bernapas dibawa ke rumah sakit Turki pada Senin (29/4) di kota Reyhanliin, provinsi Hatay yang berbatasan dengan Suriah.
“Kami mengambil tindakan pencegahan yang diperlukan ketika kami menerima informasi yang belum dikonfirmasi mengenai penggunaan senjata kimia,” ujar Mayor Huseyin Sanverdi kepada Reuters.
“Sejauh ini saya belum menerima konfirmasi dari lembaga medis namun ada kemungkinan bahwa senjata itu telah digunakan dan kami harus bertindak hati-hati dalam kasus ini,” lanjutnya.
Sanverdi mengatakan rumah sakit di Reyhanli telah mengambil langkah-langkah darurat pada Senin (29/4) menyusul klaim tersebut. Dia menambahkan bahwa para korban telah dibawa dari provinsi Idlib, Suriah Utara.
Presiden negara penjajah Amerika serikat, Barack Obama mengatakan pada Selasa (30/4) bahwa ada bukti penggunaan senjata kimia di Suriah selama konflik yang telah berlangsung dua tahun lamanya, namun tidak diketahui bagaimana senjata itu digunakan, kapan dan siapa yang menggunakannya.
Seorang juru bicara Kementerian Luar Negeri Inggris mengatakan kemungkinan digunakan oleh tentara Suriah, bukan pemberontak dan Inggris menambahkan bahwa mereka akan bekerja dengan PBB sampai terdapat bukti adanya penggunaan senjata kimia. (haninmazaya/arrahmah.com)