DIYARBAKIR (Arrahmah.id) – Polisi di Turki telah menahan 110 orang di seluruh negeri dalam apa yang disebut operasi “kontra-teror”, sejumlah politisi, pengacara, dan jurnalis dilaporkan termasuk di antara mereka yang ditangkap.
Operasi tersebut difokuskan terutama di kota Diyarbakir yang mayoritas penduduknya Kurdi di tenggara negara itu, tetapi meluas hingga ke 21 provinsi.
Seorang anggota parlemen dari Partai Rakyat Demokratik (HDP) pro-Kurdi menuduh operasi itu difokuskan untuk mengganggu partainya menjelang pemilu 14 Mei.
“Menjelang pemilu, karena takut kehilangan kekuasaan, mereka kembali melakukan operasi penahanan,” tweet Tayip Temel.
Dia menambahkan, puluhan petinggi partainya termasuk di antara mereka yang ditahan di Diyarbakir pada Selasa pagi (25/4/2023).
HDP dituduh memiliki hubungan dengan Partai Pekerja Kurdistan (PKK), sebuah kelompok bersenjata yang telah melakukan perang gerilya melawan Turki sejak 1984.
Aliansi oposisi, yang bukan bagian dari HDP, telah diproyeksikan berpotensi menggulingkan Partai Keadilan dan Pembangunan (AKP) yang berkuasa dan pemimpinnya Presiden Recep Tayyip Erdogan, untuk pertama kalinya sejak 2002.
Sementara elemen nasionalis Turki dalam aliansi memastikan HDP dikecualikan, diperkirakan akan ada pemungutan suara taktis oleh pendukung partai untuk kandidat oposisi Kemal Kilicdaroglu dalam pemilihan presiden.
Asosiasi Pengacara Diyarbakir juga mengatakan bahwa sejumlah anggotanya ditangkap dalam operasi tersebut dan mengatakan pengacara tidak diizinkan untuk mengunjungi para tahanan atau melihat berkas penyelidikan.
“Praktik yang melanggar hukum terhadap kolega kami, jurnalis dan pembela hak asasi, yang melanggar hak atas kebebasan dan keamanan, harus dihentikan dan mereka harus segera dibebaskan,” kata organisasi itu di Twitter. (zarahamala/arrahmah.id)