ANKARA (Arrahmah.com) – Tentara Turki bergerak maju di wilayah pegunungan Qandil di Irak utara di mana pimpinan Partai Pekerja Kurdistan (PKK) bermarkas, kata seorang menteri senior pada Senin (4/6/2018), ketika operasi militer ditingkatkan.
Beberapa pasukan Turki telah tewas di wilayah itu dalam beberapa bulan terakhir saat bentrokan dengan PKK, meskipun pihak berwenang tetap tidak tahu di mana pertempuran itu berlangsung.
Menteri Dalam Negeri Suleyman Soylu mengatakan kepada kantor berita Anadolu yang dikelola negara targetnya adalah pegunungan Qandil, pangkalan militer utama PKK.
“Qandil bukan target yang jauh bagi kami,” kata Soylu. “Saat ini beberapa daerah telah dikendalikan, terutama di wilayah Irak utara,” tambahnya.
Dilarang oleh Ankara dan sekutu Baratnya, PKK telah melancarkan pemberontakan berdarah terhadap negara Turki sejak 1984, dan tentara memerangi militan kelompok itu baik di Turki maupun di Irak utara.
“Kami sekarang 26-27 kilometer jauhnya. Terjadi bentrokan secara alami karena ini adalah medan yang tidak kita ketahui. Ada alat peledak buatan sendiri,” kata Soylu.
Pesawat-pesawat tempur Turki sering mengebom tempat-tempat persembunyian PKK di Irak utara sementara pasukan keamanan secara sporadis melancarkan serangan lintas-perbatasan dalam mengejar para pejuang pemberontak.
Pekan lalu, empat tentara Turki tewas dalam bentrokan dengan pejuang PKK di Irak utara, kata militer dalam sebuah pernyataan.
Presiden Recep Tayyip Erdogan telah berulang kali mengancam operasi lintas batas besar untuk mengusir kelompok itu dari kubunya.
“Bagi kami, ini adalah masalah waktu sekarang. Ini bukan masalah operasi, ”kata Soylu. “Qandil akan menjadi daerah yang aman bagi Turki. Tidak ada yang meragukannya. ”
Di daerah inilah pimpinan militer PKK seperti Murat Karayilan dan Cemil Bayik diyakini berbasis.
Pemimpin PKK teratas Abdullah Ocalan menjalani hukuman seumur hidup di sebuah pulau penjara di luar Istanbul setelah penangkapannya pada 1999.
Operasi di dalam Irak utara datang ketika Turki mempersiapkan pemilihan parlemen dan pemilihan presiden 24 Juni.
Ankara awal tahun ini berhasil melakukan serangan besar ke Suriah bersama dengan pemberontak Suriah bersekutu, mengambil wilayah Afrin dari milisi Kurdi. (fath/arrahmah.com)