ANKARA (Arrahmah.com) – Turki telah melengkapi pasukan oposisi Suriah yang didukungnya dengan pasokan persenjataan baru untuk membantu mereka menghalau serangan besar-besaran yang didukung Rusia, ujar pejabat senior oposisi pada Sabtu (25/5/2019).
Rusia mendukung serangan udara dan darat besar-besaran oleh rezim Asad ketika berusaha merebut kendali atas wilayah besar terakhir yang dikuasai pejuang Suriah di barat laut negara itu, lansir Zaman Alwasl.
Pemimpin rezim Suriah Bashar Asad melancarkan serangan bulan lalu, memicu eksodus sipil dengan membombardir Idlib dan wilayah-wilayah di dekatnya. Itu telah menjadi eskalasi terbesar sejak musim panas lalu antara Asad dan pejuang Suriah di provinsi Idlib dan wilayah di sekitarnya.
Ankara meningkatkan pasokan senjata dalam beberapa hari terakhir setelah gagal membujuk Rusia dalam pertemuan kelompok kerja gabungan baru-baru ini bahwa mereka harus mengakhiri eskalasi untuk mencegah gelombang besar masuknya pengungsi ke Turki, dua tokoh oposisi senior mengatakan.
Dengan melakukan hal itu, Turki mengisyaratkan kesiapannya untuk mempertahankan pengaruhnya di Suriah barat laut, tempat mereka meningkatkan kehadiran pasukannya di belasan pangkalan militer yang didirikan berdasarkan kesepakatan de-eskalasi dengan Rusia, kata seorang komandan senior oposisi Suriah.
Pejabat Turki belum memberikan komentar terkait kabar tersebut.
Semalam, konvoy militer Turki tiba di sebuah pangkalan di Hama utara dekat Jabal Al Zawiya yang dikuasai pejuang, tempat jet Rusia dan rezim melakukan bombardir selama berminggu-minggu, kata seorang pejuang dan seorang saksi mata.
Pengiriman puluhan kendaraan lapis baja, peluncur roket Grad, rudal anti-tank dan apa yang disebut rudal TOW, membantu mengembalikan sejumlah keuntungan yang diraih pasukan rezim Asad dan merebut kembali kota strategis Kfar Nabouda, kata seorang tokoh oposisi senior.
Seorang juru bicara Front Pembebasan Nasional (NLF) yang didukung Turki, Kapten Naji Mustafa, tidak mengonfirmasi atau menyangkal pasokan baru oleh Turki, mengatakan pejuang telah lama memiliki senjata besar-besaran dari kendaraan anti-tank hingga kendaraan lapis baja “bersama bahan dan dukungan logistik oleh saudara-saudara Turki kami”, seperti dilaporkan Reuters. (haninmazaya/arrahmah.com)