ANKARA (Arrahmah.com) – Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan menuduh Angkatan Bersenjata Rusia melancarkan serangan ke situs Tentara Pembebasan Suriah (FSA) yang didukung Turki, dengan mengatakan bahwa ini menunjukkan keengganan Moskow untuk perdamaian.
Dalam pidato parlemen di Ankara pada Rabu (28/10/2020), Erdogan mengatakan, “Serangan Rusia di pusat pelatihan Tentara Pembebasan Suriah di Idlib menunjukkan keengganannya untuk mencapai perdamaian abadi.”
Menurut sumber lapangan di provinsi Latakia, jumlah total korban tewas dan terluka dalam barisan militan yang didukung Turki diperkirakan mencapai 200 orang, lansir AMN.
Angkatan Udara Rusia melakukan serangan dahsyat di kamp pelatihan Faylaq Asy Syam di pedesaan Salqin di utara Idlib, bertepatan dengan serangan kuat lainnya di lokasi penyelundupan minyak di dekat perbatasan Turki 48 jam sebelumnya.
Idlib adalah satu-satunya wilayah di Suriah yang sebagian besar masih dikendalikan pejuang Suriah.
Pada 2017, zona de-eskalasi didirikan di sana, di mana para militan, yang menolak untuk meletakkan senjata mereka di pinggiran timur Damaskus, Ghautah Timur dan wilayah selatan negara itu, dipindahkan.
Terdapat titik pengamatan pasukan Turki di wilayah tersebut, dan menurut kesepakatan antara Presiden Rusia Vladimir Putin dan Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan, yang dicapai pada 5 Maret di Moskow, tentara kedua negara melakukan patroli bersama di Idlib. (haninmazaya/arrahmah.com)