ANKARA (Arrahmah.id) — Pemerintah Turki buka suara terkait pembunuhan pemimpin kelompok perlawanan Palestina Hamas Ismail Haniyeh di Teheran, Iran, pada Rabu (31/7/2024).
Dalam pernyataan yang dirilis Kementerian Luar Negeri Turki, negara tersebut mengutuk “pembunuhan memalukan” terhadap Haniyeh, yang merupakan sekutu dari Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan.
“Kami mengutuk pembunuhan terhadap pemimpin kantor politik Hamas, Ismail Haniyeh, dalam pembunuhan memalukan di Teheran,” kata kementerian tersebut, menambahkan bahwa “serangan ini juga bertujuan untuk menyebarkan perang Gaza ke dimensi regional,” sebagaimana dilansir AFP (31/7).
“Kami menyampaikan belasungkawa kepada rakyat Palestina yang telah mengorbankan ratusan ribu martir seperti Haniyeh demi hidup damai di tanah air mereka di bawah naungan negara mereka sendiri,” tambah kementerian itu.
“Pemerintahan (Benjamin) Netanyahu sekali lagi menunjukkan bahwa mereka tidak berniat mencapai perdamaian. Jika komunitas internasional tidak mengambil tindakan untuk menghentikan Israel, wilayah kami akan menghadapi konflik yang jauh lebih besar.”
Haniyeh, yang menghabiskan banyak waktu di Turki sebelum serangan 7 Oktober yang dilancarkan oleh Hamas terhadap Israel, terakhir kali mengunjungi Erdogan di Istanbul pada April lalu.
Sebelumnya Hamas dan pasukan Garda Revolusi Iran (IRG) mengonfirmasi kematian Ismail Haniyeh. Ia tewas dalam sebuah serangan di Iran, bersama seorang pengawalnya.
“Kediaman Ismail Haniyeh, kepala kantor politik Perlawanan Islam Hamas, diserang di Teheran, dan akibat insiden ini, dia dan salah seorang pengawalnya tewas,” kata pernyataan dari situs web berita Sepah milik Korps Garda Revolusi Iran.
“Penyebab insiden itu belum jelas… sedang diselidiki,” tambahnya.
Haniyeh tiba di Teheran pada hari Selasa untuk menghadiri pelantikan Presiden baru Iran Masoud Pezeshkian di parlemen. Ia telah bertemu dengan Pezeshkian dan pemimpin tertinggi Iran Ayatollah Ali Khamenei. (hanoum/arrahmah.id)