ANKARA (Arrahmah.id) – Partai yang berkuasa di Turki telah mengkritik keputusan yang dilaporkan oleh Disney+ milik Walt Disney Co untuk tidak menyiarkan serial dokumenter tentang pendiri Turki modern Mustafa Kemal Ataturk pada layanan streamingnya.
Ebubekir Sahin, ketua pengawas televisi Turki RTUK, mengumumkan penyelidikan tersebut pada Selasa malam (1/8/2023) dalam sebuah pernyataan, menggambarkan Ataturk sebagai “nilai sosial terpenting kami”.
Komite Nasional Amerika Armenia (ANCA) meminta Disney+ pada Juni untuk membatalkan serial tersebut, dengan mengatakan bahwa serial tersebut “memuliakan seorang diktator Turki dan pelaku genosida”. Bulan lalu, Disney+ Turki mengumumkan serial Ataturk akan tayang “segera”.
Beberapa laporan berita Turki dan Armenia mengatakan Disney telah memutuskan untuk membatalkan serial tersebut, termasuk outlet media independen Armenia 301, yang mengatakan bahwa keputusan tersebut dipengaruhi oleh aktivitas lobi ANCA.
Pada Mei 1915, komandan Utmaniyah memulai deportasi massal orang-orang Armenia dari Turki timur. Armenia mengklaim sekitar 1,5 juta etnis Armenia tewas dalam pembantaian atau kelaparan dan kelelahan di padang pasir.
Turki membantah jumlahnya, tetapi mengakui bahwa pembunuhan memang terjadi. Namun, Turki mengatakan bahwa kematian terjadi di semua pihak dalam konteks konflik yang terjadi saat itu, dan menolak untuk mengakui kematian tersebut sebagai “genosida”.
Mustafa Kemal – yang kemudian dikenal sebagai Ataturk – adalah seorang komandan di kampanye Gallipoli Perang Dunia I pada 1915, dan kemudian mendirikan Republik Turki pada 1923, setelah dia mengakhiri Kesultanan Utsmaniyah.
Orang Armenia merupakan minoritas besar di tempat yang sekarang menjadi Turki modern selama berabad-abad, tetapi hanya sedikit yang tersisa, dengan keturunan dari mereka yang melarikan diri pada 1915 tinggal di negara lain di Timur Tengah, dan di Barat.
Omer Celik, juru bicara Partai Keadilan dan Pembangunan Turki, atau AKP, menyebutnya “memalukan” bahwa Disney+ telah “mengalah pada tekanan lobi Armenia” karena dilaporkan membatalkan serial tersebut.
“Sikap platform tersebut tidak menghormati nilai-nilai Republik Turki dan bangsa kita,” kata Celik dalam sebuah unggahan media sosial.
“Seperti yang telah kami nyatakan di berbagai kesempatan sebelumnya, apa yang disebut jaringan genosida di AS ini menggunakan peristiwa sejarah sebagai alat politik kebohongan. Satu-satunya tujuan lobi ini adalah untuk mencegah normalisasi hubungan Turki-Armenia, seperti yang telah berulang kali terlihat.”
Walt Disney Turki mengatakan pada Rabu (2/8) bahwa mereka telah “merevisi strategi distribusi konten untuk menjangkau khalayak yang lebih luas” dan memutuskan untuk menayangkan versi khusus dari film dokumenter tersebut di saluran televisi FOX di Turki, dan kemudian akan ditayangkan sebagai dua film terpisah di bioskop.
Pernyataan tersebut tidak menjelaskan apakah film Ataturk akan ditayangkan di layanan streaming Disney+.
“Sebagai bagian dari perayaan seratus tahun, kami dengan bangga mengumumkan bahwa kami akan membawa Ataturk ke lebih banyak orang mulai Oktober melalui FOX free-to-air. Diikuti kemudian dengan theatrical window di mana orang dapat menikmati Film 1 dan Film 2 di layar lebar,” kata Saner Ayar, sang produser, seperti dikutip dalam pernyataan Walt Disney Turki. (zarahamala/arrahmah.id)