ISTANBUL (Arrahmah.id) — Turki menjadi tuan rumah Islamic Solidarity Games (ISG) ke-5 di Konya. Pertunjukan kembang api dan pertunjukan cahaya yang indah menghiasi langit Konya pada Kamis (11/8/2022) malam waktu setempat, saat Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan meresmikannya.
Pesta Olahraga Solidaritas Islam itu akan berlangsung dari 9 hingga 18 Agustus, dan akan melibatkan sedikitnya 4.000 atlet dari 56 negara Muslim yang bertanding dalam 24 pertandingan berbeda, untuk memperebutkan total 355 medali.
Kali ini, seperti sebelumnya, diselenggarakan oleh Islamic Solidarity Sports Federation (ISSF), yang bertujuan untuk mendukung pengembangan atlet geografi Islam dan untuk meningkatkan budaya persaudaraan dan solidaritas di antara para atlet, seperti dilansir TRT World (12/8).
Keikutsertaan dalam ajang tersebut tidak hanya untuk atlet muslim saja. Atlet non-Muslim dari salah satu negara anggota tampil dan menunjukkan bakat mereka di Konya, seperti yang telah mereka lakukan di edisi sebelumnya.
Sebelum Turki, Pesta Olahraga tersebut telah digelar di Arab Saudi (2005), Iran (2010), Indonesia (2013) dan Azerbaijan (2017). Momentum penyelenggaraan di Teheran, harus dibatalkan menyusul perselisihan antara Iran dan Arab Saudi.
ISG pertama kali diadakan pada 2005, tetapi idenya telah digagas jauh lebih awal pada 1981 selama Konferensi Tingkat Tinggi Islam Ketiga yang diselenggarakan oleh Organisasi Kerjasama Islam, atau OKI, di Makkah. Selama konferensi saat itu, Pangeran Faisal Fahd Abdulaziz, ujung tombak Presidensi Umum Kesejahteraan Pemuda Arab Saudi, menyerukan pembentukan organisasi khusus untuk pengembangan dan organisasi olahraga di negara-negara anggota OKI.
Empat tahun kemudian, pada 1985, OKI mengirim undangan ke negara-negara anggota untuk menghadiri majelis konstituen untuk pendirian ISSF di Riyadh, yang dibalas dengan partisipasi perwakilan dari 34 komite Olimpiade nasional, membuka jalan bagi federasi yang akan datang.
Ide mendiang Pangeran Faisal membuahkan hasil lebih lanjut 20 tahun setelah pembentukan ISSF, ketika Olimpiade pertama dimulai di empat kota Arab Saudi yaitu Makkah, Madinah, Jeddah dan Taif, dengan total 7.000 atlet dari 54 negara mengerahkan keterampilan mereka dalam 13 kompetisi.
Sejak 2005, ISG telah melakukan perjalanan dari padang pasir Arab Saudi ke tepi Sungai Musi di Palembang Indonesia, ke Baku di Azerbaijan, dan sekarang tiba di Konya Turki, tempat peristirahatan Mevlana Rumi dan bekas ibu kota Kekaisaran Seljuk.
Presiden Turki Erdogan menyambut baik negara-negara peserta dan atletnya, serta mengundang semua penggemar olahraga, terutama kaum muda, untuk menghadiri acara tersebut.
Hissein Brahim Taha, sekretaris jenderal OKI, menghadiri upacara pembukaan dan berterima kasih kepada Türkiye karena menjadi tuan rumah acara tersebut. “Penting bagi negara-negara Islam untuk mengadakan acara semacam itu yang memperkuat dialog antarbudaya,” katanya.
Menteri Olahraga Arab Saudi Pangeran Abdulaziz bin Turki al Faisal, yang menjabat sebagai kepala Persatuan Komite Olimpiade Nasional Arab, juga berterima kasih kepada Presiden Erdogan dan rakyat Turki karena telah menjadi tuan rumah ISG.
Sementara itu, Menteri Pemuda dan Olahraga Turki Mehmet Kasapoglu, mengakui pentingnya SIG. Dia berbicara tentang bagaimana olahraga berperan dalam menyatukan banyak orang. “Kegiatan olahraga internasional berkontribusi pada pengembangan persaudaraan antar negara,” katanya.
Awalnya, Olimpiade di Konya seharusnya berlangsung pada 2021, tetapi pembatasan sosial akibat pandemi Covid-19 memaksanya untuk diundur satu tahun, sehingga baru digelar pada 2022 ini. (hanoum/arrahmah.id)