ISTANBUL (Arrahmah.com) – Dengan dalih membantu menghidupkan kembali negara Balkan yang dilanda perang, presiden Turki mengajak Bosnia dan Serbia untuk bekerja sama dengan Uni Eropa dan NATO.
“Ini adalah keinginan kami agar seluruh wilayah bersatu di bawah naungan yang lebih luas dari Uni Eropa dan NATO,” kata Abdullah Gul setelah pembicaraan dengan Presiden Serbia, Boris Tadic, dan tiga anggota kepresidenan multietnis Bosnia.
“Kami percaya bahwa Balkan bukan negara paling belakang di Eropa, tetapi wilayah itu merupakan jantung dari Eropa,” kata Gul. “Kami ingin memperkuat kerjasama dan bergerak bersama-sama dalam memecahkan masalah.”
Pembicaraan di istana Karadjordjevo dekat perbatasan dengan Kroasia ini muncul satu tahun setelah Turki menjadi tuan rumah pertemuan serupa di Istanbul, yang bertujuan untuk mendekatkan Serbia dan Bosnia.
“Turki memiliki alasan bersejarah dan … kepentingan yang sah atas kehadirannya di Balkan,” kata Tadic.
“Kami ingin seluruh wilayah diintegrasikan ke dalam Uni Eropa sesegera mungkin. Ini adalah tujuan utama politik kami,” lanjutnya.
Tadic berjanji untuk “menciptakan masa depan yang lebih baik” bagi daerah yang pada tahun 1990-an dilanda konflik paling berdarah di Eropa sejak Perang Dunia II.
Tadic tidak merinci usulan Gul untuk mengikatkan diri dengan NATO. Isu ini sensitif bagi Serbia karena tahun 1999 aliansi militer Barat itu melakukan pengeboman di Serbia yang mengakhiri kekuasaan Beograd atas Kosovo, bekas provinsi Serbia.
Perang di Bosnia berakhir pada tahun 1995 dengan perjanjian ‘damai’ yang diprakarsai AS yang membagi negara menjadi dua entitas, satu bagian menjadi Serbia dan yang lainnya menjadi wilayah Muslim Kroasia.
Sementara itu, Željko Komsic, anggota kepresidenan Bosnia dari Kroasia, mengatakan: “Kami telah berurusan cukup pelik dengan masa lalu dan sekarang saatnya untuk memulai hubungan baru di kawasan ini.” (althaf/arrahmah.com)