ANKARA (Arrahmah.com) – Kepala dinas intelijen nasional Turki dilaporkan telah mengadakan pembicaraan rahasia dengan para pejabat “Israel” untuk memperbaiki hubungan kedua negara, menurut sumber yang diwawancara Al Monitor (30/11/2020).
Tiga sumber yang berkata pada Al Monitor mengonfirmasi bahwa pertemuan telah terjadi dalam beberapa pekan terakhir antara Hakan Fidan yang mewakili Turki dengan “Israel”. Tetapi mereka menolak untuk mengatakan di mana. Pemerintah Turki biasanya menolak secara resmi mengomentari masalah terkait intelijen.
Salah satu sumber mengatakan, “Lalu lintas antara Turki dan ‘Israel’ terus berlanjut,” tetapi dia tidak menjelaskan lebih lanjut maksud lalu lintas tersebut.
Sejak Mei 2018, hubungan Turki dan “Israel” memburuk akibat serangan “Israel” di Gaza dan pemindahan ibu kota “Israel”, Tel Aviv, ke Yerusalem.
Menurut Al Monitor, Fidan diyakini telah mengadakan beberapa pertemuan serupa di masa lalu, untuk membahas masalah keamanan bersama di Suriah dan Libya. Namun salah satu sumber mengatakan bahwa putaran terakhir pertemuan secara khusus ditujukan untuk meningkatkan hubungan kembali kedua negara.
Ada kekhawatiran yang meningkat di Ankara bahwa pemerintahan Joe Biden yang akan datang tidak akan terlalu memanjakan sikap Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan.
Kekhawatiran terbesarnya lainnya, Biden tidak akan melindungi Turki dari sanksi atas pembelian rudal S-400 Rusia dan pemberi pinjaman negara pada Halkbank dalam pembelian minyak ilegal Iran bernilai miliaran dolar Iran untuk perdagangan emas.
Gallia Lindenstrauss, peneliti senior Israeli Institute for National Security Studies, setuju atas usaha kedua negara ini. “Saya pikir itu akan menjadi kepentingan kedua negara untuk mengirimkan duta besar mereka kembali.”
Namun salah satu sumber memandang skeptis atas usaha tersebut. Dia tidak yakin hubungan akan terjadi karena menurutnya Turki masih menjadi markas global untuk kelompok Hamas.
“Israel” pun menuduh bahwa ratusan anggota Hamas, diberikan perlindungan dan kewarganegaraan Turki oleh Ankara.
Pada Agustus, Departemen Luar Negeri Israel mengecam Ankara karena menampung dua pemimpin Hamas, termasuk Ismail Haniyeh, kepala biro politik Hamas.
Mesir, yang juga memiliki hubungan buruk dengan Turki sejak penggulingan Muhammad Mursi, juga menuduh Turki menyembunyikan lawan-lawan Ikhwanul Musliminnya. (Hanoum/Arrahmah.com)