ANKARA (Arrahmah.com) – Tim eksekutor yang dikirim dari Arab Saudi untuk membunuh kolumnis Washington Post Jamal Khashoggi di Istanbul merencanakan pembunuhan mereka secara metodis, bertentangan dengan temuan kunci dari kantor kejaksaan Saudi, lapor surat kabar Turki, Jumat (16/11/2018).
Abdulkadir Selvi, kolumnis di Hurriyet, mengatakan pemerintah Turki memiliki rekaman audio 15 menit di mana tim Saudi terdengar membahas dan meninjau rencana mereka, dan mengingatkan satu sama lain tentang tugas masing-masing.
Sambil mendakwa para tersangka, jaksa penuntut juga mengklaim bahwa mereka membunuh wartawan itu setelah gagal membujuknya kembali ke Arab Saudi atau melakukannya dengan paksa setelah membius dan menculiknya.
Menurut kolumnis Turki tersebut, serangkaian temuan dan bukti dalam penyelidikan Turki sendiri menyangkal beberapa klaim jaksa Saudi atas pembunuhan tersebut.
“Khashoggi berusaha keras untuk bertahan hidup dapat didengar dalam rekaman suara tujuh menit. Tidak ada satu orang pun yang mencoba membujuknya,” kata Selvi pada 16 November.
“Para pejabat Turki juga tidak mengkonfirmasi [klaim jaksa Saudi] bahwa Khashoggi terbunuh setelah mereka memberinya dosis obat yang mematikan. Mereka mengatakan bahwa dia dicekik dengan tali atau kantong plastik,” tambah kolumnis itu.
Selain itu, ada petunjuk lain yang menunjukkan bahwa pembunuhan itu direncanakan, termasuk fakta bahwa seorang pejabat forensik yang keahliannya memotong-motong tubuh dengan cepat berada dalam tim, serta seorang mirip Khashoggi yang berjalan di sekitar kamera keamanan di Istanbul setelah pembunuhan untuk membingungkan polisi Turki.
Selvi menambahkan bahwa bukti terkuat tentang sifat pembunuhan yang direncanakan sebelumnya dapat didengar dalam rekaman audio lainnya yang ia laporkan bulan lalu.
Kolumnis Turki telah melaporkan pada 22 Oktober keberadaan rekaman audio pertama, yang “membuktikan bahwa Khashoggi dicekik selama 7-8 menit.”
Rekaman lain, Selvi menulis 16 November, direkam 15 menit sebelum Khashoggi tiba di konsulat.
Dalam rekaman 15 menit ini, “tim Saudi membahas cara mengeksekusi Khashoggi. Mereka sedang meninjau rencana mereka, yang sebelumnya disiapkan, dan mengingatkan diri mereka akan tugas masing-masing anggota,” menurut kolumnis.
“Ada juga bukti dari periode setelah pembunuhan. Turki memiliki panggilan telepon internasional yang dibuat oleh 15 anggota tim Arab Saudi,” ungkapnya.
Sementara itu, harian New Arab mengklaim bahwa bahwa Abdulkadir Selvi adalah seorang kolumnis pro-pemerintah Turki.
Turki mengaku telah berbagi rekaman audio pembunuhan Khashoggi dengan sekutu NATO, termasuk AS, Jerman, dan Kanada.
Perdana Menteri Kanada Justin Trudeau telah mengkonfirmasi badan intelijen negaranya telah mendengarkan rekaman tersebut.
“Para ahli mengatakan Turki, yang merupakan sipir penjara paling buruk di dunia bagi jurnalis, menggunakan pengaruhnya atas pembunuhan Khashoggi untuk mengambil konsesi dari Riyadh dan pendukungnya, Washington,” demikian dilansir oleh New Arab pada hari yang sama (16/11).
Administrasi Trump dilaporkan ingin Ankara untuk menghindari secara langsung menyalahkan MBS atas pembunuhan itu, dan telah mengisyaratkan bahwa pihaknya bersedia untuk mengusir ulama yang berbasis di AS, Fethullah Gulen, yang Ankara salahkan atas upaya kudeta 2016 yang gagal.
Donald Trump melakukan kunjungan luar negeri resmi pertamanya sebagai presiden AS ke Arab Saudi, dan telah membuat Riyadh dan pangeran mahkota kuatnya menjadi batu pijakan dari kebijakan regionalnya untuk menahan Iran.(Althaf/arrahmah.com)