ANKARA (Arrahmah.com) – Turki meminta Amerika Serikat untuk mengakhiri dukungannya bagi milisi Kurdi di Suriah utara ketika kedua negara mengadakan pembicaraan pada Senin (5/8/2019) yang bertujuan mencegah invasi Turki yang baru.
“AS harus secara positif menjawab permintaan kami untuk mengakhiri kemitraannya dengan YPG di Suriah,” Menteri Luar Negeri Mevlut Cavusoglu mengatakan kepada wartawan di Ankara.
Pernyataan itu muncul ketika para pejabat pertahanan dari Amerika Serikat duduk dengan rekan-rekan mereka di Ankara untuk pembicaraan terakhir yang bertujuan menciptakan “zona aman” di Suriah utara untuk menjaga YPG jauh dari perbatasan Turki, lansir Al Arabiya.
Washington telah mendukung YPG sebagai kekuatan tempur utama melawan Daulah Islamiyah atau yang lebih dikenal dengan sebutan ISIS di Suriah.
Tapi Ankara melihatnya sebagai cabang dari PKK, kelompok yang telah terlibat dalam pemberontakan berdarah melawan Turki selama 35 tahun terakhir.
Turki sejauh ini tidak terkesan dengan rincian rencana “zona aman” AS di Suriah dan telah memperbarui ancaman untuk meluncurkan ofensif lintas-perbatasan jika pembicaraan gagal mencapai kesimpulan “memuaskan”.
“Kita hanya bisa bersabar begitu lama. Kesabaran itu akan berakhir,” Presiden Recep Tayyip Erdogan mengatakan pada Ahad (4/8).
Dia mengulangi ancaman yang telah dia buat selama 18 bulan terakhir untuk meluncurkan serangan ke timur Sungai Eufrat terhadap YPG.
Media Turki secara teratur menunjukkan gambar konvoy militer menuju daerah perbatasan, membawa peralatan dan unit pertempuran, dalam beberapa pekan terakhir.
Turki telah dua kali melakukan serangan ke Suriah utara menargetkan ISIS dan YPG, masing-masing pada tahun 2016 dan 2018. (haninmazaya/arrahmah.com)