ANKARA (Arrahmah.com) – Turki dan Prancis sedang dalam pembicaraan untuk menormalkan hubungan dan pembicaraan berjalan dengan baik, Menteri Luar Negeri Turki Mevlut Cavusoglu mengatakan pada Kamis (7/1/2021), menambahkan Ankara siap untuk meningkatkan hubungan dengan sekutu NATO-nya jika Paris menunjukkan kemauan yang sama.
Turki telah berulang kali terlibat konflik dengan Prancis atas kebijakan di Suriah, Libya, Mediterania timur dan Nagorno-Karabakh, serta atas penerbitan kartun Nabi Muhammad di Prancis. Paris telah mendorong sanksi Uni Eropa terhadap Turki.
Berbicara bersama mitranya dari Portugis, Augusto Santos Silva di Lisbon, Cavusoglu mengatakan ketegangan saat ini antara sekutu NATO berasal dari Paris yang “secara kategoris” menentang Turki sejak serangan Turki tahun 2019 ke timur laut Suriah melawan YPG Kurdi Suriah.
“Turki tidak secara kategoris melawan Prancis, tetapi Prancis telah melawan Turki secara tegas sejak Operasi Peace Spring,” kata Cavusoglu seperti dilansir Reuters. Ankara memandang YPG sebagai organisasi teroris yang terkait dengan militan Kurdi di negerinya sendiri.
“Pada akhirnya, kami melakukan percakapan telepon yang sangat konstruktif dengan mitra Prancis saya Jean-Yves Le Drian dan kami sepakat bahwa kami harus mengerjakan peta jalan untuk menormalkan hubungan,” katanya.
“Kami telah mengerjakan rencana tindakan, untuk menormalkan hubungan dan itu telah berjalan dengan baik. Jika Prancis tulus, Turki juga siap untuk menormalisasi hubungan dengan Prancis.”
Setelah ketegangan selama berbulan-bulan, Presiden Turki Tayyip Erdogan dan Presiden Prancis Emmanuel Macron membahas perbedaan mereka dalam panggilan telepon pada bulan September, setuju untuk meningkatkan hubungan. Tapi, kedua presiden kemudian bertukar tuduhan atas sejumlah masalah saat ketegangan berkobar lagi. (haninmazaya/arrahmah.com)