ANKARA (Arrahmah.com) – Turki dan Irak setuju untuk terus memerangi kelompok PKK dan Islamic State (ISIS) yang mencoba mengganggu perdamaian dan stabilitas di wilayah mereka, ungkap presiden Turki pada Kamis (17/12/2020).
Pernyataan Presiden Recep Tayyip Erdogan datang pada konferensi pers bersama menyusul pertemuannya dengan Perdana Menteri Irak Mustafa Al Kadhimi yang sedang berada di Turki untuk membahas hubungan regional, bilateral dan ekonomi.
Seperti dilansir Anadolu Agency (18/12), Erdogan mengatakan kelompok seperti ISIS, PKK Kurdi, dan Organisasi Teroris Fetullah (FETO), adalah “musuh bersama” dari kedua belah pihak.
Dia menggarisbawahi bahwa tujuan teroris separatis tidak memiliki masa depan di Turki, Irak atau pun Suriah.
Serangan teror baru-baru ini menunjukkan bahwa PKK/ YPG di Suriah menimbulkan ancaman bagi keamanan Irak, kata presiden Turki, merujuk pada serangan YPG/ PKK terhadap pasukan Peshmerga di Pemerintah Daerah Kurdi (KRG) di Irak pada Rabu kemarin.
Erdogan kemudian memuji langkah Baghdad yang mengangkat menteri dari Turkmen ke kabinetnya.
Dia menambahkan bahwa Turki mendukung Irak tanpa diskriminasi etnis atau agama apa pun baik itu terkait dengan warga Turki, Kurdi atau Arab, atau Syiah dan Sunni.
Melindungi persatuan politik Irak, integritas wilayah, keselamatan dan keamanan adalah perhatian utama Turki, tegas dia, mengungkapkan kesediaan Ankara untuk berkontribusi pada rekonstruksi Irak.
Erdogan mencatat bahwa kedua negara dapat dengan mudah mencapai tujuan perdagangan mereka di bidang ekonomi sebesar USD20 miliar dan para pemimpin juga setuju untuk membantu pengusaha Turki dan Irak dengan menghilangkan hambatan di jalan perdagangan.
Presiden Erdogan mengatakan Turki telah meningkatkan teknologi irigasi, pengelolaan air limbah, dan program lingkungan serta bersedia berbagi pengalamannya dengan Irak.
Irak berusaha untuk bekerja sama dengan Turki melawan kelompok teror yang merusak stabilitas regional seperti ISIS, kata al-Kadhimi, menambahkan bahwa sikap Baghdad jelas dalam hal terorisme.
Berbicara pada konferensi pers bersama, al Kadhimi menekankan bahwa Irak tidak dapat mentolerir formasi apa pun yang mengancam Turki.
PM Irak mengatakan bahwa negaranya berusaha membangun hubungan baik dengan tetangganya dan Turki adalah salah satu pemangku kepentingan ekonomi regional yang paling signifikan bagi Baghdad.
Dengan bekerja sama dengan Turki, Irak dapat bangkit kembali dari kehancuran yang ditinggalkan ISIS di Irak, tambah dia.
Pada 2017, Irak menyatakan kemenangannya terhadap ISIS dengan merebut kembali semua wilayahnya – sekitar sepertiga dari luas negara – yang diserang pada 2014.
Tapi kelompok teror itu masih mempertahankan sel-sel tidur dan meluncurkan serangan secara berkala.
Tentara Irak terus melancarkan operasi anti-teror. (Hanoum/Arrahmah.com)