DOHA (Arrahmah.com) – Proyek industri pertahanan terbesar Turki di Qatar resmi dibuka pada Ahad (5/11/2017).
Menteri Pertahanan Turki Nurettin Canikli dan Menteri Pertahanan Qatar Khalid bin Muhammad al-Attiyah menghadiri upacara inaugurasi Fasilitas Pelatihan Simulasi Penerbangan Helikopter AW 139.
Kedua menteri bertemu di Pangkalan Udara Al-Udeid, barat daya Doha.
Dalam inaugurasi, Canikli menyampaikan presentasi mengenai fasilitas yang dibangun oleh perusahaan pertahanan udara dan militer Turki HAVELSAN itu.
Canikli menyebut hubungan Turki dan Qatar sebagai dua saudara yang tengah menikmati kerja sama strategis.
“Hubungan kami dalam bidang pertahanan akan terus meningkat, apalagi dengan adanya fasilitas pelatihan baru yang sejalan dengan tujuan kami,” ujar Canikli.
Ia menambahkan bahwa negara yang mengabaikan sektor pertahanannya akan sulit bertahan dalam jangka waktu yang lama.
“Banyak pengalaman menyakitkan telah mengajarkan bahwa kami tidak bisa duduk diam menyaksikan pesatnya perkembangan bidang pertahanan. Jika bukan karena usaha kami dalam 10 tahun terakhir, Turki akan kesulitan melawan serangan hari ini. Sekutu kami tidak mempersenjatai kami dengan teknologi mutakhir dalam perang melawan terorisme, meskipun kami bersedia membayar mereka,” tegasnya, sebagaimana dilansir Anadolu Agency.
“Salah satu contohnya adalah Sistem Pertahanan Udara S-400 yang kami butuhkan sesegera mungkin. Kami berperang melawan tiga kelompok teror besar di dunia sekaligus, dan kami melaksanakan operasi dengan menggunakan senjata yang sebagian besar dikembangkan di Turki”, imbuhnya.
Dia juga mengatakan bahwa Turki telah membuat kemajuan, namun Turki juga harus memperbaiki diri, dengan bekerja sama.
Canikli mengatakan bahwa Turki telah cukup maju di sektor pertahanan, khususnya teknologi drone.
“Turki berhasil mengembangkan pesawat tanpa awak. F-35 kemungkinan jadi pesawat tempur terakhir yang dioperasikan oleh pilot,” ungkap dia.
Pasca inaugurasi, Canikli dan al-Attiyah meninjau fasilitas tersebut bersama dengan delegasi militer lainnya.
Proyek ini ditandatangani pada 10 Mei 2013. Tujuannya adalah untuk memenuhi kebutuhan pilot dan operator helikopter AW 139 di Angkatan Udara Qatar. Akhir 2016, proyek ini dipindahkan ke Qatar.
Sejauh ini, 55 pilot yang beroperasi di Angkatan Udara Qatar telah mendapatkan pelatihan selama 550 jam melalui sistem ini, dan 40 teknisi telah ambil bagian dalam proyek senilai USD39 juta tersebut.
Pejabat Qatar mengatakan bahwa simulator buatan HAVELSAN adalah yang terbaik dari yang pernah mereka gunakan.
(ameera/arrahmah.com)