ISTANBUL (Arrahmah.com) – Turki telah memberikan paspor kepada puluhan anggota Hamas di Istanbul, seorang diplomat senior “Israel” mengatakan pada Rabu (26/8/2020), menggambarkan langkah tersebut sebagai “langkah yang sangat tidak bersahabat” terhadap pemerintahan “Israel”.
Berbicara beberapa hari setelah presiden Turki bertemu para pemimpin Hamas, Roey Gilad mengatakan “Israel” telah memberi tahu Turki tahun lalu bahwa Hamas sedang melakukan “aktivitas terkait teror” di Istanbul, tetapi Turki belum mengambil tindakan, lansir Reuters.
Gilad mengatakan “Israel” memiliki bukti bahwa Turki memberikan paspor dan kartu identitas kepada anggota Hamas, yang menguasai Jalur Gaza dan dianggap sebagai organisasi “teroris” oleh AS, “Israel”, dan Uni Eropa.
“Ada yang dalam proses, ada yang sudah mendapat (dokumen), tapi kita bicarakan sekitar belasan,” katanya.
“Kami sudah punya satu dokumen yang akan kami serahkan ke pemerintah dalam bentuk salinan,” ujarnya.
“Dilihat dari pengalaman terakhir yang kami miliki dengan menyajikan portofolio yang baik kepada pemerintah, dan tidak mendapat jawaban, saya harus mengatakan saya tidak memiliki harapan besar bahwa sesuatu akan dilakukan kali ini.”
Kementerian Luar Negeri Turki belum berkomentar terkait laporan tersebut.
Pada Sabtu pekan lalu, Erdogan menjamu pemimpin Hamas Ismail Haniyeh dan pejabat lainnya di Istanbul untuk kedua kalinya tahun ini, memicu keberatan dari Washington, yang mengaitkan salah satu pria itu dengan serangan “teroris”, pembajakan, dan penculikan. Ankara menolak kritik AS.
Gilad mengklaim anggota Hamas yang menerima dokumen Turki mendanai dan mengatur “terorisme” dari Istanbul, yang sebelumnya telah dibantah oleh Turki. Banyak dari mereka datang ke Turki berdasarkan kesepakatan 2011 antara Turki dan “Israel” untuk menukar seorang tentara “Israel” yang ditangkap dengan lebih dari 1.000 tahanan.
Turki mengatakan Hamas adalah gerakan politik yang sah yang dipilih secara demokratis. (haninmazaya/arrahmah.com)