ANKARA (Arrahmah.com) – Lebih dari 2.000 institusi yang terkait dengan Gulen telah ditutup di Turki pasca percobaan kudeta mematikan 15 Juli, sebagaimana dilansir World Bulletin.
Menurut keputusan yang diterbitkan dalam surat kabar menyebutkan bahwa 35 lembaga dan ogrganisasi serta 1.043 lembaga, organisasi, dan asrama pendidikan swasta telah ditutup karena memiliki hubungan dengan Organisasi Teroris Fetullah, atau FETO.
Sebanyak 1.229 yayasan dan asosiasi, 19 serikat, federasi dan konfederasi dan 15 sekolah dasar juga ditutup.
Langkah-langkah tersebut diambil saat Turki menyatakan negara itu berada dalam keadaan darurat yang akan diberlakukan selama tiga bulan yang diumumkan oleh Presiden Recep Tayyip Erdogan, pada hari Rabu.
Parlemen Turki melakukan pemungutan suara terkait keadaan darurat itu dengan perolehan suara 346-115 pada hari Kamis.
Lembaran berita resmi negara juga menetapkan bahwa masa penahanan selama keadaan darurat tidak akan melebihi 30 hari, kecuali pada periode durasi yang diwajibkan yaitu selama tersangka akan dibawa ke seorang hakim atau pengadilan terdekat.
Juga, pejabat publik, yang dinilai memiliki keanggotaan, koneksi, afiliasi atau link ke organisasi teror akan dipecat dan tidak akan bisa mencari pekerjaan di sektor publik lagi.
Selanjutnya, anggota Angkatan Bersenjata Turki yang dianggap mengancam keamanan nasional akan dipecat setelah permohonan dibuat oleh Staf Jenderal dan persetujuan diberikan oleh Departemen Pertahanan Nasional.
Selain itu, mereka yang dari pasukan Gendarme dan Penjaga Pantai yang terkait dengan upaya kudeta hanya akan dipecat setelah Kementerian Dalam Negeri memberikan persetujuannya.
Pada Jum’at, otoritas Turki juga menutup organisasi amal Kimse Yok Mu.
Gedung direktorat badan amal tersebut yang berada di distrik Sultanbeyli Istanbul dikosongkan dan papan namanya diturunkan serta pintunya disegel, lapor seorang koresponden Anadolu Agency yang menyaksikan di lokasi kejadian.
(ameera/arrahmah.com)