ISTANBUL (Arrahmah.com) – Ekonomi Palestina harus ditingkatkan melalui produksi dalam negeri yang lebih baik dan tidak melalui sumbangan saja, kata menteri ekonomi Turki dan Palestina, pada Sabtu (7/2/2015), sebagaimana dilansir oleh World Bulletin.
“Yang paling penting yang harus kita lakukan untuk Palestina adalah: ‘Jika Anda memberi kepada seseorang seekor ikan, itu artinya Anda memberinya makan untuk satu hari. Akan tetapi jika Anda mengajarkan bagaimana memancing maka Anda memberinya makan untuk seumur hidup.’ Itulah cara kami melihat Palestina,” kata Menteri Ekonomi Nihat Zeybekci di Forum Bisnis Palestina yang diselenggarakan di Istanbul.
Menteri Zeybekci juga mengatakan bahwa ia ingin melihat Palestina “bangkit kembali,” dan “mencapai keadaan di mana ia bisa mandiri.”
“Saya ingin orang-orang, khususnya kaum muda, anak-anak dan perempuan untuk memiliki masa depan. Jika orang-orang muda (di Palestina) tidak memiliki mimpi tentang masa depan, maka hanya ada satu hal yang tersisa: yaitu kekerasan,” katanya.
Untuk tujuan ini, Zeybekci mengatakan bahwa Turki siap untuk menghapuskan visa bagi pengusaha Palestina.
“Hal ini tidak tepat untuk meminta visa dari pengusaha Palestina yang ingin datang ke Turki. Kami akan melakukan apa pun untuk mengakhiri ini.”
Zeybekci juga menggarisbawahi pentingnya meningkatkan volume perdagangan antara kedua negara itu, dan khususnya volume barang impor dari Palestina.
“Saat ini, Turki mengekspor barang senilai 280 juta dolar AS ke Palestina sedangkan impor hanya bernilai 5 juta dolar AS. Ini harus berubah,” kata Zeybekci.
Dia juga menambahkan bahwa Turki ingin membantu membalikkan tren ini.
“Kita sudah memiliki perjanjian perdagangan bebas, dan kami siap untuk melakukan apa pun yang kami bisa untuk memperluas ruang lingkup ini,” katanya.
Menteri Ekonomi Nasional dan Wakil Perdana Menteri Palestina Muhammad Mustafa mengatakan bahwa pihaknya berupaya untuk memperkuat perekonomian negara Palestina, dan meningkatkan pangsa industri nasional dari 13 persen menjadi 25 persen.
“Telah terjadi peningkatan pengangguran dan penurunan pendapatan nasional karena kami tergantung pada “Israel”. Jadi kami perlu memperkuat ekonomi nasional kami,” katanya. Dan ia menambahkan bahwa hal ini tidak harus dicapai melalui sumbangan, tetapi melalui produksi dalam negeri.
Mustafa mengatakan bahwa pemerintah Palestina juga sedang berupaya untuk mengintegrasikan kembali Gaza dalam perekonomian nasional.
“Israel tidak membiarkan kami membangun kembali Gaza, tapi kami tidak akan menyerah. Kami akan membangun kembali Gaza meskipun banyak kesulitan.”
Menteri Mustafa juga berjanji untuk membangun kembali Al-Quds.
“Demikian juga, perekonomian Al-Quds yang juga berada di bawah embargo “Israel”. Al-Quds adalah ibukota negara Palestina. Dan ekonomi Al-Quds adalah ekonomi negara Palestina. Oleh karena itu, kami akan membangunnya kembali seperti kami akan membangun Gaza,” tegasnya.
(ameera/arrahmah.com)