LUXEMBOURG (Arrahmah.com) – Masyarakat internasional harus berbagi tanggung jawab dalam memberikan bantuan kepada para pengungsi Suriah, Menteri Luar Negeri Turki Feridun Sinirlioglu mengatakan di Luxembourg pada Sabtu (5/9/2015), sebagaimana dilansir oleh World Bulletin.
Sinirlioglu mengatakan bahwa Turki telah menghabiskan na dlebih dari $ 6 miliar untuk pengungsi Suriah sementara masyarakat internasional hanya menghabiskan $ 417 juta.
Dia mengatakan bahwa jumlah pengungsi di seluruh dunia telah mencapai 60 juta. Dia menambahkan bahwa sebelumnya Turki menjadi negara transit bagi para pengungsi , tapi sekarang Turki menjadi negara tujuan bagi mereka.
Sementara itu, kepala kebijakan luar negeri Uni Eropa Federica Mogherini juga mengatakan bahwa Turki telah menjadi tuan rumah bagi sekitar dua juta pengungsi, sementara negara-negara anggota Uni Eropa tidak bisa menyetujui untuk menjadi tuan rumah bagi 60.000 pengungsi yang diusulkan oleh Komisi Eropa.
Pada konferensi pers bersama dengan Menteri Luar Negeri Luksemburg Jean Asselborn, Mogherini mengatakan bahwa krisis ini bisa mempengaruhi negara-negara anggota lainnya.
“Ini mempengaruhi kita semua. Beberapa bulan yang lalu, yang terkena dampak adalah Italia, Yunani dan Malta. Sekarang Hungaria dan bisa menjadi giliran negara-negara anggota lainnya di masa mendatang,” kata Mogherini setelah pertemuan informal dua hari menteri luar negeri Uni Eropa.
“Turki adalah negara yang telah menerima paling pengungsi di dunia, jadi Turki sudah memiliki banyak pengalaman dalam mengatasi pengungsi,” kata Asselborn.
Tentang pengungsi, ia mengatakan bahwa dari 300.000 migran, 46 persen berasal dari, Suriah dan 12 persen adalah warga Afghanistan yang datang ke Eropa sejak Januari 2015.
Sebelumnya pada Kamis (3/9), Sinirlioglu telah meminta Uni Eropa untuk bekerja sama dalam mengatasi krisis pengungsi yang melanda benua itu.
“Luksemburg memiliki tanggung jawab penting pada saat ini. Ada tantangan besar yang berkaitan dengan migrasi, yang juga merupakan tantangan besar bagi Turki,” kata Sinirlioglu.
Sinirlioglu tiba di Luxembourg pada Jum’at (4/9) untuk menghadiri pertemuan informal para menteri luar negeri, di mana krisis pengungsi menjadi agenda utama pertemuan itu.
Pertemuan itu terjadi setelah 12 pengungsi Suriah, termasuk delapan anak, tenggelam di lepas pantai kota Bodrum, Turki, pada Rabu pagi setelah kapal mereka yang sedang dalam perjalanan menuju pulau-pulau Yunani tenggelam di Laut Aegean.
Eropa sedang menghadapi krisis pengungsi terbesar dalam beberapa dekade, dimana ribuan pencari suaka dari negara-negara Afrika dan Timur Tengah berusaha untuk mencapai Eropa Barat.
(ameera/arrahmah.com)