TUNIS (Arrahmah.id) – Presiden Tunisia Kais Saied mengatakan pada Sabtu (10/6/2023) bahwa Tunisia tidak akan menerima menjadi penjaga perbatasan untuk negara-negara lain menjelang kunjungan yang direncanakan oleh para pemimpin Eropa yang prihatin dengan jumlah migran yang menyeberangi Mediterania.
Perdana Menteri Italia Giorgia Meloni, Perdana Menteri Belanda Mark Rutte dan Kepala Komisi Uni Eropa Ursula von der Leyen akan menawarkan bantuan saat mereka berkunjung pada Ahad (11/6), kata Meloni pada Jumat, dengan Tunisia yang sedang menghadapi krisis keuangan publik, lansir Reuters.
“Solusinya tidak akan mengorbankan Tunisia, kami tidak bisa menjadi penjaga bagi negara mereka,” kata Saied ketika mengunjungi kota pelabuhan Sfax, titik keberangkatan utama para migran yang ingin mencapai Italia dengan perahu.
Lembaga pemeringkat kredit Fitch pada Jumat menurunkan peringkat utang Tunisia lebih dalam ke wilayah “sampah”, menggarisbawahi kemungkinan Tunisia akan gagal membayar pinjaman, yang mendorong jatuhnya keuangan negara yang dapat menyebabkan kesulitan yang meluas.
Negara-negara Eropa khawatir hal ini akan meningkatkan lonjakan migrasi lintas Mediterania yang sudah terjadi tahun ini, terutama dari Tunisia.
Namun, paket penyelamatan IMF telah terhenti selama berbulan-bulan karena Saied menolak reformasi ekonomi yang diperlukan untuk membuka pinjaman. Negara-negara donor telah mendorongnya untuk mengubah taktik dan Italia telah mendesak IMF untuk menyelesaikan pinjaman tersebut.
Penyeberangan Mediterania yang berbahaya melonjak setelah Saied mengumumkan tindakan keras terhadap para migran sub-Sahara pada bulan Februari dengan menggunakan bahasa yang dikecam oleh Uni Afrika sebagai rasialisme. (haninmazaya/arrahmah.id)