TUNIS (Arrahmah.com) – “Tempat alami” Suriah adalah Liga Arab, menteri luar negeri Tunisia mengatakan pada Sabtu (26/1/2019), sebelum pertemuan puncak tahunan organisasi tersebut di Tunis pada bulan Maret.
“Suriah adalah negara Arab, dan tempat asalnya di Liga Arab,” kata Khemaies Jhinaoui saat konferensi pers dengan timpalannya dari Rusia, Sergei Lavrov, yang sedang melakukan tur di negara-negara Afrika Utara.
Liga Arab menangguhkan keanggotaan Suriah pada November 2011 ketika jumlah korban tewas dalam perang saudara meningkat.
“Pertanyaan Suriah kembali ke Liga Arab tidak tergantung pada Tunisia tetapi pada Liga Arab,” lanjut Jhinaoui.
“Para menteri luar negeri (negara-negara anggota) akan memutuskan masalah ini,” tambahnya. “Yang menarik bagi kami adalah stabilitas dan keamanan Suriah.”
Kembalinya Suriah menjadi kontroversi di tubuh Liga Arab sendir. Intervensi Rusia dalam perang Suriah sejak tahun 2015 yang mendukung Presiden Bashar Asad telah mengubah gelombang konflik sejalan dengan kepentingan rezim.
UEA membuka kembali kedutaan besarnya di Damaskus pada bulan Desember, bulan yang sama dengan Presiden Sudan Omar al-Bashir yang melakukan kunjungan pertama dari setiap pemimpin Arab ke ibukota Suriah sejak dimulainya perang. Meski demikian, Qatar awal bulan ini menolak normalisasi hubungan dengan Asad.
Lavrov mendukung tawaran untuk menerima kembali Suriah.
“Seperti yang telah kita bahas di Aljazair dan Maroko selama beberapa hari terakhir, kami ingin Tunis juga mendukung kembalinya Suriah ke keluarga Arab, Liga Arab,” menteri luar negeri Rusia mengatakan di Tunis, menurut kantor berita Interfax.
Lavrov, yang telah mengunjungi Maroko dalam turnya, juga mengatakan Tunisia dan Rusia sepakat untuk meningkatkan “kerja sama anti-teror”.
Menteri luar negeri Rusia akan bertemu dengan presiden dan perdana menteri Tunisia pada hari yang sama. (Althaf/arrahmah.com)