TUNISIA (Arrahmah.com) – Tunisia telah mengumumkan bahwa mereka akan menutup perbatasannya dengan Libya selama 15 hari setelah pengeboman bus di ibukota Tunis menewaskan 15 anggota pengawal presiden, lansir MEMO pada Jum’at (27/11/2015).
“Dewan Keamanan Nasional, yang dipimpin oleh Presiden Beji Caid Essebsi, memutuskan untuk menutup perbatasan dari tengah malam pada hari Rabu dengan memperkuat pengawasan di perbatasan maritim dan di bandara,” ungkap sebuah pernyataan pemerintah.
“Pihak berwenang Tunisia akan mengambil langkah-langkah mendesak mengenai orang yang kembali dari lahan subur konflik sejalan dengan undang-undang anti-teroris, serta meningkatkan operasi untuk memblokir situs internet terkait dengan terorisme,” tambah pernyataan itu.
Dewan juga mengumumkan bahwa pemerintah akan merekrut tambahan 3.000 agen di Kementerian Dalam Negeri tahun depan, serta lebih 3.000 tentara.
Presiden Tunisia Beji Kaid Essebsi mengumumkan keadaan darurat nasional di negara itu selama 30 hari, dan jam malam di wilayah Greater Tunis dari Rabu 08:00 GMT, sampai 04:00 GMT.
Kelompok “Daulah Islamiyah”, atau Islamic State (IS) yang sebelumnya dikenal sebagai ISIS mengaku bertanggung jawab atas serangan itu dalam sebuah pernyataan bersama pada akun media sosial pendukungnya, Kamis (26/11).
(banan/arrahmah.com)