GROZNY (Arrahmah.id) — Ramzan Kadyrov, pemimpin Chechnya dan sekutu utama Vladimir Putin, mengatakan bahwa ia sedang menunggu perintah dari presiden Rusia untuk meledakkan negara-negara Barat.
Dilansir Newsweek (18/7/2022), Kadyrov membuat deklarasi di sebuah pos Telegram yang mengumumkan penyelesaian resimen Chechnya baru yang disebut “Akhmat Utara”. Ini merupakan salah satu dari empat resimen yang dibentuk bulan lalu untuk membantu pasukan Rusia selama perang dengan Ukraina.
Dia menulis bahwa Rusia adalah satu-satunya negara di dunia yang “berbicara menentang kekejian neraka yang menyebar ke Barat”.
Dia juga bersyukur bahwa Putin “membuat keputusan yang benar dan memberi kita kesempatan untuk mengambil bagian dalam perjuangan suci melawan satanisme ini.”
“Kami siap melangkah lebih jauh atas perintah, untuk dengan mudah merebut Kiev dan negara-negara NATO,” tulisnya.
“Unit kami, mengeras dalam pertempuran nyata, tidak akan mampu dilawan tentara apapun di dunia. Kami memiliki pengalaman, persenjataan, iman, patriotisme, ide dan kebenaran! Barat belum mengerti seberapa kuat kita!”
Kadyrov menambahkan bahwa dengan satu perintah dari Putin, “kami siap menghancurkan kampanye palsu-demokratik, pseudo-liberal dan militer-barbarbar di negara-negara Barat, yang merusak masyarakat dunia dalam upaya untuk menaklukkan seluruh dunia di bawah mereka, hingga hancur.”
Pejabat Rusia telah berulang kali mengancam negara-negara Barat, terutama yang berada di NATO, terhadap campur tangan langsung dalam perang di Ukraina.
Putin bahkan telah memperingatkan tentang serangan terhadap negara-negara yang “menciptakan ancaman strategis bagi Rusia”.
Hal ini menyebabkan kekhawatiran bahwa konflik tersebut dapat menyebar ke luar perbatasan Ukraina.
Para ahli mengatakan kepada Newsweek pada bulan Mei bahwa NATO telah melewati batas, yang Putin katakan akan membenarkan serangan tersebut.
Pemimpin Chechnya secara terbuka menyatakan kesiapan Chechnya untuk mobilisasi militer skala besar melawan Ukraina dan negara-negara Barat lainnya selama berbulan-bulan di tengah perang Rusia-Ukraina yang masih berkecamuk. (hanoum/arrahmah.id)