KAMPALA (Arrahmah.com) – Uganda tengah menanti kucuran dana dari AS sebelum pihaknya benar-benar mengirimkan 10.000 pasukan tambahan untuk pasukan penjaga “perdamaian” Uni Afrika di Somalia, pemimpin Unit Pasukan Pertahanan Uganda, Jenderal Aronda Nyakairima mengatakan pada Daily Monitor hari Selasa (31/8/2010).
“Kami akan perintahkan 10.000 pasukan tambahan namun hal itu masih harus tergantung pada kucuran dana dari Amerika Serikat untuk mendukung misi ini,” dalihnya.
Hanya Uganda dan Burundi yang telah mengkontribusikan tentaranya untuk Somalia, meskipun berulang kali Uni Afrika yang selama ini bergantung pada dana AS dan Uni Eropa memerintahkan negara-negara Afrika lainnya untuk memberikan bantuan serupa.
Sementara itu, Harakah Al Shabaab Mujahidin mengaku bertanggung jawab atas serangan yang terjadi di ibukota Uganda pada 11 Juli lalu yang menewaskan hampir 80 orang.
Al Shabaab menyatakan bahwa serangan itu merupakan bentuk pembalasan atas penyebaran tentara bayaran Uganda di Somalia dan pada saat yang sama menjadi bentuk peringatan bahwa mujahidin akan kembali melakukan penyerangan jika Uganda tidak menarik 4.000 pasukannya yang saat ini bercokol di Mogadishu.
“Kami tidak berlebihan dalam menggunakan anggaran kami untuk mengirimkan jumlah pasukan, karena itu artinya kami harus membayar gaji pasukan yang ditugaskan,” ujar Nyakairima.
“Amerika pasti akan mendukung upaya yang akan kami lakukan ini (karena hal ini pun tak pernah luput dari kepentingan politik AS). Saat kami mau menuruti mereka, maka pasti mereka pun akan menyediakan segalanya. Tapi kami harus menunggu,” katanya. (althaf/arrahmah.com)