MATARAM (Arrahmah.com) – Luar biasa, setelah menundukkan kafilah Nanggroe Aceh Darussalam, kafilah Papua Barat yang diwakili tiga remaja menjuarai cabang Fahmil Quran atau cerdas cermat pada even Musabaqah Tilawatil Quran (MTQ) Nasional XXVI.
Tiga remaja asal Papua Barat yang menghentak panggung itu adalah Rian Arisandi (16), Fauzi Amiruddin (16), dan Wulan Metasari (14). Tim Fahmil Papua Barat tanpa disangka menjadi juara pertama usai menundukkan Nanggroe Aceh Darussalam dan Banten.
Mengutip Republika, lomba Fahmil berlangsung sengit, kejar-kejaran poin terus berlangsung hingga pertanyaan rebutan terakhir. Pada sesi paket pertanyaan masing-masing regu yang terdiri atas 12 pertanyaan, Aceh unggul dengan 830 poin, sedangkan Papua Barat dan Banten sama-sama memiliki 775 poin. Ketertingggalan tak menyurutkan mental anak-anak Papua Barat.
Keberhasilan menjawab pertanyaan rebutan terakhir membuat Papua Barat menyalip Aceh dengan total nilai 1130 atau unggul tipis dengan Aceh yang memiliki poin 1175. Sedangkan Banten harus puas menyandang juara tiga dengan 875 poin.
“Senang sekali. Kami enggak nyangka karena kami sebelumnya juga mengalahkan Jabar, Jambi, Lampung, Sulsel yang kuat,” kata Rian di Aula Bank Indonesia Perwakilan NTB, Mataram, Kamis (4/8).
Tampil rileks dan tanpa beban, ia katakan, jadi kunci kesuksesan timnya. Remaja asal Sorong Selatan itu mengaku tidak diberikan target apa-apa dari Pemerintah Provinsi Papua Barat maupun para pembina. Terlebih, ini baru pertama, dia dan rekan-rekannya mengikuti lomba MTQ Nasional.
Selain itu, persiapan matang, ia percaya menjadi alasan lain dibalik keberhasilannya merengkuh juara pertama. Sebelum hadir di MTQ, ia dan kedua rekannya melakukan training center selama dua pekan di Syahida Inn, UIN Syarif Hidayatullah, Tangerang Selatan.
“Banyak pelatihan dan membantu sekali, kami diarahkan dan fokus belajar ke arah mana, karena sangat luas dan bisa tidak fokus kalau dipelajari semua,” katanya menambahkan.
Salah satu Dewan Juri Prof. Dr. Juraidi mengatakan bahwa, final cabang Fahmil Quran ini luar biasa, tanpa protes, dan persaingan di antara ketiga tim sangat ketat.
“Dan tidak disangka yang juara dari Papua Barat, Sembilan peserta finalis itu adalah putra-putri terbaik bangsa, luar biasa,” ujar Juraidi, lansir Kemenag.go.id.
Sementara itu, Ketua Dewan Hakim MTQN ke-26 Prof. Dr. Said Agil Al-Munawwar yang menyaksikan langsung jalannya final mengatakan bahwa final ini sangat menarik padahal soal-soal untuk final cabang ini lebih sulit di banding sebelumnya.
Said menegaskan bila ada yang mengatakan ada soal (untuk cabang ini) yang bocor, itu bohong, itu fitnah besar. Ketika ditanya tentang Papua Barat berhasil keluar sebagai juara, Said kembali menegaskan bahwa itu hal yang biasa, dalam sebuah musabaqah, ada yang menang dan kalah. Tapi secara keseluruhan, MTQ tahun ini ada pemerataan dari Sabang sampai Merauke.
(azm/arrahmah.com)