ANKARA (Arrahmah.com) – Tunangan Jamal Khashoggi mengatakan pihak berwenang Saudi bertanggung jawab atas pembunuhannya, dan kerajaan itu harus memberikan rincian lebih lanjut sehingga mereka yang memerintahkan dan melakukan pembunuhan dapat diseret ke pengadilan, demikian dilansir Reuters pada Selasa (30/10/2018).
Kematian Khashoggi – kolumnis Washington Post dan seorang pengkritik penguasa de facto Arab Saudi, Putra Mahkota Mohammed bin Salman – memicu kemarahan global dan menjatuhkan eksportir minyak dunia ini ke dalam krisis.
Ketika ditanya siapa yang pada akhirnya bertanggung jawab atas pembunuhan itu, tunangannya, Hatice Cengiz, mengatakan kepada Reuters dalam bahasa Turki: “Ini terjadi di dalam sebuah misi diplomatik Saudi … Dalam keadaan seperti itu, pihak berwenang Arab Saudi bertanggung jawab untuk ini.”
“Insiden ini, pembunuhan ini, terjadi di konsulat Saudi,” katanya, berbicara melalui seorang penerjemah. “Jadi pihak berwenang Saudi mungkin tahu bagaimana pembunuhan semacam itu terjadi.”
“Mereka perlu menjelaskan apa yang terjadi,” kata Cengiz, yang muram, dan kadang berlinang air mata.
Presiden AS Donald Trump mengatakan bahwa Pangeran Mohammed, yang telah mengkonsolidasikan kendali atas badan keamanan dan intelijen Saudi selama tiga tahun terakhir, memikul tanggung jawab utama untuk operasi yang menyebabkan pembunuhan Khashoggi.
Ketika ditanya apa yang akan dia katakan kepada Pangeran Mohammed jika dia mendapat kesempatan untuk berbicara dengannya, dia berkata: “Saya tidak berpikir itu akan pernah terjadi.”
Cengiz kemudian mengatakan kepada audiens bahwa dia kecewa dengan tanggapan Trump atas pembunuhan itu, menunjukkan hubungan bisnis AS dengan Riyadh telah mempengaruhi pendekatannya terhadap kasus tersebut.
Khashoggi (59) memasuki konsulat Saudi di Istanbul pada 2 Oktober untuk mendapatkan dokumen yang diperlukan untuk pernikahannya dengan Cengiz, seorang warga negara Turki. Dia tidak kunjung keluar dari konsulat. Kemudia Cengiz membunyikan alarm.
Arab Saudi awalnya membantah terlibat dalam penghilangan Khashoggi tetapi seorang pejabat Saudi akhirnya menghubungkan kematiannya dengan upaya yang gagal untuk mengembalikannya ke kerajaan.
Kemudian, Riyadh mengatakan pembunuhan itu direncanakan dan Pangeran Muhammad telah bersumpah bahwa para pembunuh akan dibawa ke pengadilan.
Arab Saudi telah menahan 18 orang dan memecat lima pejabat senior pemerintah sebagai bagian dari investigasi atas pembunuhan Khashoggi. Beberapa dari mereka adalah anggota dari 15 orang anggota tim yang sebagian besar adalah anggota operasi intelijen Saudi dan terbang ke Istanbul beberapa jam sebelum kematian Khashoggi, kata sumber keamanan Turki.
“Penjelasan yang diberikan sejauh ini oleh Arab Saudi tidak cukup,” kata Cengiz. “Saya ingin tahu detail siapa yang bertanggung jawab.”
“Saya dan pemerintah saya ingin semua yang bertanggung jawab, dari orang yang memberi perintah ini kepada mereka yang mengeksekusinya, dibawa ke pengadilan dan dihukum di bawah hukum internasional,” katanya.
Cengiz mengatakan dia belum dihubungi oleh Pangeran Mohammed atau keluarga kerajaan Saudi, tidak juga belasungkawa dari mereka.
Menurut penuturannya, Barat adalah kubu hak asasi manusia dan demokrasi sehingga seharusnya membela pihaknya.
“Saya kecewa dengan tindakan kepemimpinan di banyak negara, terutama di AS,” dia kemudian mengatakan kepada hadirin di London.
“Presiden Trump harus membantu mengungkapkan kebenaran dan memastikan keadilan ditegakkan. Dia seharusnya tidak membuka jalan untuk menutup-nutupi pembunuhan tunangan saya,” lanjutnya.
Cengiz bertemu Khashoggi pada bulan Mei di sebuah konferensi di Istanbul dan hubungan mereka berlanjut. Tetapi keputusan untuk menikah di Istanbul, yang masjid-masjidnya mengingatkan Khashoggi di Madinah di kampung halamannya, malah akhirnya mempertemukan Khashoggi dengan kematian.
“Seperti orang lain, saya masih menunggu jawaban,” pungkasnya. “Dunia harus tahu siapa yang menghasut, terlibat, dan melakukan kejahatan ini.” (Althaf/arrahmah.com)