DAMASKUS (Arrahmah.com) – Militer AS telah merancang sebuah rencana untuk intervensi militer di Suriah dengan dalih melindungi senjata kimia, jika ada resiko bahwa ia akan ditinggalkan tanpa perlindungan setelah jatuhnya rezim Assad, lapor CNN seperti yang dikutip Kavkaz Center.
Untuk intervensi di Suriah, militer AS setidaknya akan menggunakan 75.000 tentara. Departemen Pertahanan AS telah mengembangkan rencana tersebut untuk memastikan bahwa dalam kasus ini Presiden Obama berusaha memberi solusi untuk krisis Suriah.
Pada saat yang sama, orang Amerika mengakui bahwa pendudukan Suriah akan menjadi “tugas yang sangat sulit”, mengingat skala masalah yang timbul di negara tersebut, ujar seorang pejabat AS yang tidak ingin disebutkan namanya.
Prioritas AS saat ini adalah keamanan Israel dan untuk mencegah munculnya Jihad di Suriah.
Saat ini AS belum siap untuk campur tangan dalam konflik Suriah. Dukungan untuk al-Assad adalah solusi yang tidak masuk akal karena dalam opini masyarakat Amerika, penggulingan Assad tak terhindarkan.
Akibatnya, semua perhatian AS beralih ke para pemberontak, Amerika mencoba memberi mereka “bantuan ramah” penuh.
Tapi kini di lapangan, membangun sebuah rezim boneka di Suriah belum dapat dilakukan, yang berarti bahwa jika penurunan Assad terjadi dalam waktu dekat, kemungkinan besar Jihad Suriah akan menjadi kenyataan.
Suriah, menurut AS memiliki 50 toko, tempat produksi dan laboratorium untuk mengembangkan senjata kimia. Mereka berada pada khususnya di kota Hama, Homs, Al Safir dan kota pelabuhan Latakia.
Komando Pusat AS meneliti opsi yang memungkinkan invasi ke Suriah dan memegang “operasi untuk melindungi senjata kimia”.
Seperti yang dirilis CNN, meskipun jumlah tentara yang dinyatakan 75.000 (hampir sama dengan perang di Afghanistan saat ini), jumlah tentara yang mungkin tiba di Suriah akan lebih sedikit. (haninmazaya/arrahmah.com)