KIEV (Arrahmah.id) — Sampai saat ini ada tujuh jenderal Rusia yang dilaporkan tewas dalam invasi Rusia ke Ukraina. Salah satu jenderal bahkan disebut tewas di tangan anak buahnya sendiri.
Seperti dilansir AFP (26/3/2022), informasi tewasnya tujuh jenderal Rusia disampaikan oleh para pejabat negara Barat. Mereka membeberkan beberapa nama jenderal Rusia yang tewas di Ukraina, salah satunya diidentifikasi sebagai Letnan Jenderal Yakov Rezanstev. Dia merupakan komandan Angkatan Darat Gabungan ke-49 Rusia di distrik militer selatan.
Sementara itu, dalam pernyataannya, salah satu pejabat negara Barat yang enggan disebut namanya juga mengklaim bahwa seorang perwira tinggi Rusia bernama Kolonel Medvechek, Komandan Brigade Senapan Mesin ke-37 Rusia, tewas dibunuh pasukannya sendiri. Hal itu disebut ‘sebagai konsekuensi atas skala kerugian yang dialami brigadenya’.
“Kami meyakini dia dibunuh oleh pasukannya sendiri secara sengaja,” sebut pejabat negara Barat itu, tanpa menyebut identitas komandan yang dimaksud. Dia hanya menyatakan bahwa komandan itu tewas usai ‘dilindas’.
Dia juga menyebut hal tersebut sebagai indikasi lebih lanjut soal ‘tantangan moral yang tengah dihadapi pasukan Rusia’. Mereka, kata dia, juga disebut sangat menderita di Ukraina.
“Mereka benar-benar mendapati diri mereka dalam situasi berbahaya dan mereka sangat menderita,” ucapnya, merujuk pada pasukan Rusia yang dikerahkan ke Ukraina.
Beberapa pejabat negara Barat itu juga menyatakan bahwa satu jenderal militer Rusia lainnya dicopot oleh Kremlin atau kantor kepresidenan Rusia pada awal pekan ini. Dia diidentifikasi sebagai Komandan Angkatan Darat Jenderal Vlaislav Yershov dari Angkatan Darat Gabungan ke-6.
Dilaporkan bahwa pemecatan mendadak Yeshov dipicu oleh kerugian besar dan kegagalan strategis dalam operasi militer Rusia ke Ukraina.
Pada Jumat (25/3), otoritas Rusia mengakui 1.351 tentaranya tewas di Ukraina, dalam pengumuman resmi kedua yang disampaikan soal jumlah tentara yang tewas sejak awal invasi pada 24 Februari lalu. Negara-negara Barat memperkirakan angka sebenarnya lebih banyak lima kali lipat dari angka tersebut.
Disebutkan juga oleh pejabat-pejabat negara Barat bahwa sekitar 20 dari total 115-120 batalion kelompok taktis yang dikerahkan Rusia ke Ukraina ‘tidak lagi efektif dalam pertempuran’ karena kerugian besar yang diderita.
“Setelah operasi satu bulan untuk mendapatkan suatu tempat di wilayah tersebut, mungkin seperenam… pasukan tidak lagi efektif dalam pertempuran — itu adalah kumpulan statistik yang luar biasa,” sebut pejabat-pejabat Barat itu. (hanoum/arrahmah.id)