ISTANBUL (Arrahmah.com) – Sembilan pengungsi Suriah, termasuk tujuh anak-anak yang berusaha mencapai Eropa pada Minggu (3/6/2018) ketika ikut tenggelam bersama speedboat yang mereka tumpangi di lepas pantai Mediterania Turki, media pemerintah melaporkan.
Kapal tersebut bermasalah saat meninggalkan distrik Demre di provinsi Mediterania Turki, Turki, tempat liburan yang populer, kata kantor berita Anadolu.
Seorang wanita, seorang pria dan tujuh anak kehilangan nyawa, katanya. Anak tertua berusia 14 tahun dan yang termuda hanya tiga tahun, tambahnya.
Enam orang – semua orang dewasa – berhasil diselamatkan.
Kantor berita Dogan mengatakan mereka berusaha untuk pergi secara ilegal ke Eropa tetapi rute yang mereka rencanakan tidak jelas.
Wilayah Uni Eropa terdekat adalah pulau kecil Yunani Kastellorizo di sebelah barat yang terletak di resor Turki Kas.
Anadolu mengatakan, pasangan yang selamat – bernama Idris Rashit dan Zeynep Osman – kehilangan lima anak mereka dalam bencana itu.
Lebih dari satu juta orang, banyak yang melarikan diri dari perang di Suriah, menyeberang ke anggota Uni Eropa, Yunani dari Turki pada tahun 2015 setelah terjadinya krisis migrasi terburuk sejak Perang Dunia II.
Turki mencapai kesepakatan dengan Uni Eropa pada tahun 2016 dalam upaya untuk membendung arus migran, dan setuju untuk mengambil kembali pendatang ilegal yang mendarat di pulau-pulau Yunani dengan imbalan insentif termasuk bantuan keuangan.
Kesepakatan yang dicela oleh kelompok-kelompok hak asasi manusia mengekang ketat jumlah migran yang berusaha menyeberangi Laut Aegea dan Laut Mediterania dari Turki ke Yunani.
Namun para pengamat mengatakan bahwa jumlah migran yang menggunakan jalur ini telah meningkat lagi dalam beberapa bulan terakhir.
Menurut Organisasi Internasional untuk Migrasi (IOM), 10.948 orang menyeberang ke Yunani tahun ini hingga 30 Mei, jauh lebih tinggi dibandingkan pada periode yang sama tahun 2017. Tiga puluh lima orang kehilangan nyawa mereka dengan menggunakan rute ini sepanjang tahun ini, IOM mengatakan.
Seperti halnya migran dari negara-negara seperti Suriah, Eritrea, Irak dan Afghanistan, rute ini juga telah digunakan oleh warga Turki yang melarikan diri dari tindakan keras yang mengikuti kudeta gagal 2016. (Althaf/arrahmah.com)