TEL AVIV (Arrahmah.id) — Jurnalis Israel menghapus wawancaranya dengan tentara Israel yang menuduh bahwa pasukan Brigade al-Qassam membunuh anak-anak dan menggantung mereka di jemuran pada 7 Oktober lalu.
Dilansir Teller Report (1/12/2023), Ishai Cohen mengatakan dalam postingan yang diterbitkan Rabu di akun X-nya bahwa orang yang membuat pernyataan yang mencakup tuduhan tersebut adalah seorang wajib militer di tentara Israel.
“Juru bicara IDF menawari saya wawancara, dan saya tidak tahu sebelumnya tentang orang yang saya wawancarai,” kata jurnalis Israel itu.
“Seorang perwakilan dari Kantor Juru Bicara IDF hadir selama pembuatan film, menyetujui untuk disiarkan, dan dalam rekaman lainnya, ketika ada komentar, mereka meminta untuk mengedit atau menghindarinya, tanpa rincian lebih lanjut.”
Wartawan Israel tersebut mencatat bahwa ia harus menghapus wawancara tersebut setelah mendapat kritik atas kurangnya kredibilitas informasi.
Hingga ini belum ada klarifikasi dari juru bicara IDF atas penghapusan yang dilakukan Cohen.
Informasi penghapusan ini menyebabkan kegemparan digital yang besar di seluruh dunia, terutama di dunia Barat.
Sebelumnya Presiden AS Joe Biden mengklaim bahwa ia melihat gambar anak-anak Israel yang dibantai oleh Hamas, namun Gedung Putih kemudian membantah. Menurut Gedung Putih, Biden mendengarnya dari Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu.
Investigasi oleh situs independen Amerika The Grey Zone mengungkapkan bahwa tuduhan bahwa anggota perlawanan memenggal kepala anak-anak Israel berasal dari seorang tentara Israel bernama David Ben-Zion, dan dia diidentifikasi selama wawancara dengan “i24”.
Setelah dilakukan penelitian lebih dalam, tuduhan pemenggalan kepala anak-anak tidak dapat dibuktikan.
Surat kabar Inggris The Independent dan saluran Amerika CNN kemudian mencabut berita itu dari laman mereka. (hanoum/arrahmah.id)