KAIRO (Arrahmah.com) – Presiden Universitas Al-Azhar, Ahmed Hosny, dipecat pada Jum’at (5/5/2017) setelah dia menyebut salah seorang pembawa acara televisi yang juga peneliti Islam moderat sebagai seorang “murtad”, Daily News Egypt melansir pada Sabtu (6/5).
Imam Besar Al-Azhar Ahmed Al-Tayeb memecat Hosny dan untuk sementara menetapkan dekan Fakultas Bahasa Arab, Mohamed Hussein al-Mahrsawy, sebagai pengganti sementara sampai presiden yang baru terpilih.
Pada Rabu (3/5), dalam salah satu program di stasiun televisi swasta pribadi Al Kahera Wal Nas, Hosny menggambarkan Islam Al-Beheiry sebagai “murtad”.
Islam Al-Beheiry merupakan salah satu pengkritik vokal warisan ilmiah Islam, juga ulama Muslim terkemuka, seperti Al-Bukhari, Muslim, dan Ibn Taimiya. Dalam beberapa kesempatan, ia pun menuduh Al-Azhar mempromosikan ekstremisme melalui kurikulum ilmiahnya.
Namun, pernyataan “Al-Beheiry murtad” ini beredar di media, menyebabkan Hosny pada Kamis (4/5) mengeluarkan sebuah permintaan maaf dan menyatakan bahwa tuduhannya itu merupakan “sikap yang keliru dan bertentangan dengan ajaran Al-Azhar.”
“Ini tidak mencerminkan atau mewakili metode Al-Azhar,” Hosny menambahkan.
Beberapa tokoh masyarakat dan personil media lain sebelumnya pun menuduh Al-Azhar memicu pemikiran radikal melalui ajarannya. Lembaga Islam tersebut membela diri, mengklaim bahwa institusinya adalah pusat pemikiran moderat di dunia Islam.
Dalam beberapa kasus, Imam Besar Al-Azhar menolak mengeluarkan fatwa yang mengingkari kelompok militan yang disebut ISIS. Penolakan terakhir ini muncul setelah serangan terhadap dua gereja selama perayaan Hari Minggu di bulan April, yang merenggut nyawa 45 orang dan melukai puluhan lainnya. (althaf/arrahmah.com)