RIYADH (Arrahmah.com) — Penyanyi asal Kanada, Justin Bieber, diminta membatalkan pertunjukan musik di Arab Saudi yang dijadwalkan untuk digelar pada 5 Desember 2021. Permintaan tersebut berasal dari mantan tunangan jurnalis Jamal Khashoggi, Hatice Cengiz, yang menuduh Pangeran Mohammed bin Salman (MBS) sebagai otak pembunuhannya.
Dalam surat yang diterbitkan Washington Post (20/11/2021), Cengiz mengatakan Bieber dapat mengirim pesan kuat kepada dunia dengan melakukan hal itu. Dia menyebut pertunjukan itu nantinya tak dapat digunakan untuk memulihkan reputasi rezim pemerintah Arab Saudi yang menghilangkan nyawa mereka yang mengkiritknya.
“Jangan bernyanyi untuk para pembunuh Jamal saya tercinta. Tolong bicara dan kecam pembunuhnya, Mohammed bin Salman. Suara Anda akan didengar oleh jutaan orang,” ujar Cengiz dilansir di The Guardian, Senin (22/11).
Khashoggi dinyatakan tewas dibunuh pada 2018, setelah memasuki Konsulat Arab Saudi di Istanbul, Turki. Saat itu, ia datang untuk mengurus dokumen pernikahannya dan tunangannya, Cengiz yang menunggu di luar kantor tersebut.
Namun, Khashoggi tidak pernah kembali. Intelijen Amerika Serikat (AS) merilis laporan pada Februari 2021 bahwa pembunuhan jurnalis tersebut melibatkan MBS yang merupakan Putra Mahkota Arab Saudi.
Cengiz mengatakan, dengan tindakan Bieber membatalkan pertunjukan di Arab Saudi, maka dia memberi pesan bahwa tak ingin menjadi “pion” dari MBS. Bahkan, langkah itu juga mengartikan bahwa suami dari Hailey Baldwin itu lebih memilih keadilan dan kebebasan dibandingkan uang.
“Jika Anda menolak menjadi ‘pion’ MBS, saya tidak tampil untuk diktator dan memilih keadilan dan kebebasan dibandingkan uang,” jelas Cengiz.
Bieber menjadi di antara penyanyi yang dijadwalkan tampil di Arab Saudi dalam Formula One Grand Prix di Jeddah. Negara itu menjadi tuan rumah acara.
Selain Bieber, beberapa nama yang dijadwalkan tampil mengisi acara adalah rapper A$AP Rocky, DJ David Guetta dan Tiesto, serta Jason Derulo.
Khashoggi, seorang warga AS kelahiran Arab Saudi dikenal sebagai jurnalis yang kerap menulis kolom opini untuk Washington Post. Ia dipandang sebagai sosok yang kritis mengutarakan pendapat mengenai Mohammed.
Dalam laporan, Khashoggi disebut telah dibunuh dan jasadnya dimutilasi oleh tim operasi yang terkait dengan Mohammed di kantor konsulat Arab Saudi di Istanbul. Investigasi atas pembunuhan oleh pelapor khusus PBB untuk pembunuhan di luar proses hukum, Agns Callamard, kemudian menetapkan bahwa Khashoggi telah dibunuh oleh regu pembunuh Saudi dalam apa yang dia gambarkan sebagai pembunuhan di luar hukum yang direncanakan dan disetujui oleh negara.
Badan-badan intelijen AS secara terpisah menentukan dengan tingkat kepastian menengah hingga tinggi bahwa pembunuhan itu diperintahkan oleh MBS. (hanoum/arrahmah.com)