TEL AVIV (Arrahmah.id) –– Menteri Keuangan Israel Bezalel Smotrich menyatakan bahwa Israel harusnya mengurangi separuh populasi Palestina lewat pendudukan Jalur Gaza dan emigrasi sukarela.
Hal tersebut disampaikan Smotrich dalam sebuah acara yang digelar oleh Dewan Yesha, kelompok induk para pemukim Israel di Tepi Barat yang diduduki.
“Kita bisa dan harus menaklukkan Jalur Gaza, kita tidak perlu takut dengan kata itu,” kata Smotrich, dikutip dari AFP dan Al Arabiya (25/11/2024).
Lebih lanjut, Smotrich mengungkapkan jika Israel dapat melakukan pengurangan populasi tersebut dalam waktu dua tahun.
“Kita dapat menciptakan situasi di mana, dalam waktu dua tahun, populasi Gaza akan berkurang setengahnya,” ujar politikus sayap kanan Israel tersebut, dilansir dari AFP.
Upaya tersebut, jelas Smotrich dapat terjadi seiring dengan hasil Pemilu Amerika 2024 lalu.
“Tidak diragukan lagi bahwa di Gaza dengan dorongan emigrasi sukarela, di sini, menurut pendapat saya, ada peluang unik yang terbuka dengan pemerintahan baru,” tuturnya, mengacu pada pemerintahan Donald Trump di AS.
Bezalel Smotrich merupakan pemimpin Partai Religius Zionisme yang berhaluan ultranasionalis. Kendati ia merupakan menteri, namun Smotrich kerap mengeluarkan pernyataan kontroversial.
Sebelumnya, pada Agustus 2024 lalu, pernyataannya tentang warga Gaza menuai kemarahan komunitas internasional.
Kala itu, ia menyatakan bahwa dua juta Gaza yang kelaparan merupakan sebuah peristiwa yang dapat dibenarkan demi pembebasan warga Israel yang disandera.
Pada Januari lalu, ia dan Menteri Keamanan Nasional Itamar Ben Gvir juga memicu kontroversi ketika mengungkap rencana “pemindahan massal secara sukarela” terhadap 2,4 juta penduduk Gaza.
Kepala kebijakan luar negeri Uni Eropa Josep Borrell, melalui media sosialnya pada 11 November lalu menyatakan bahwa apa yang dilakukan Israel di Palestina makin dekat dengan pembersihan etnis, yang merupakan kejahatan HAM berat.
“Istilah pembersihan etnis semakin sering digunakan untuk menggambarkan apa yang terjadi di Gaza utara,” ujarnya.
Hingga kini, serangan Israel di Gaza masih terus dilakukan. Pada Kamis (28/11), serangan militer negara Zionis tersebut melakukan serangan yang menewaskan setidaknya 17 warga Palestina.
Sejauh ini, selama 13 bulan terakhir, Israel membombardir Gaza dan mengklaim melakukannya untuk membasmi militan Hamas. Dari operasi militer tersebut, sedikitnya 44.200 orang dibunuh dan hampir semua penduduk Gaza terusir dari rumah mereka sendiri. (hanoum/arrahmah.id)