WAZIRISTAN (Arrahmah.id) – Tahreek-e-Taliban Pakistan (TTP) telah membantah menerima dana dan pelatihan dari Al-Qaeda dan beroperasi dari tanah Afghanistan atau warga negara Afghanistan yang terlibat dalam serangan-serangan mereka.
Dalam sebuah pesan tertulis kepada para ulama dan pemimpin nasional dan politik Pakistan, Noor Wali Mehsud, pemimpin TTP mengatakan bahwa mereka tidak menerima kerja sama dari Imarah Islam Afghanistan, lansir Tolo News (14/7/2024).
Pemimpin TTP mengatakan bahwa mereka tidak membutuhkan bantuan asing untuk menjalankan operasi mereka dan mereka juga tidak memiliki agenda asing kecuali untuk mempertahankan “bangsa mereka dari penindasan para jenderal dan penguasa.”
“Kami tidak menerima kerja sama asing dalam perang kami ini, dan kami juga tidak merasa perlu untuk mencarinya. Dengan izin Allah, kami telah melakukan kampanye gerilya yang sukses selama 20 tahun dengan dukungan dan kerja sama bangsa kami, dan kami memiliki kemampuan untuk melakukannya di tahun-tahun mendatang,” demikian bunyi sebagian pesan tersebut.
Taliban Pakistan telah meminta Qatar dan negara-negara Islam lainnya untuk menyelidiki apakah mereka adalah teroris dan apakah perang telah dipaksakan kepada mereka oleh Pakistan atau jika mereka tidak punya pilihan selain membela diri.
Mehsud berterima kasih kepada para pemimpin agama, politik, dan nasional Pakistan yang telah menentang operasi militer baru yang disebut Azm-e-Istehkam.
Bulan lalu, militer Pakistan meluncurkan operasi di negara ini setelah mendapat persetujuan dari Perdana Menteri Shehbaz Sharif.
Pemimpin TTP menuduh para jenderal dan penguasa Pakistan menolak untuk duduk di meja perundingan dengan kelompok ini, dan menambahkan bahwa mereka memiliki pengalaman dalam perundingan dengan pemerintah Pakistan selama masa kepemimpinan Imran Khan.
“Kami tidak pernah menolak untuk ikut serta dalam perundingan, dan seperti halnya kami tahu bagaimana cara berperang dengan benar, kami juga tahu bagaimana cara duduk di meja perundingan dan menyelesaikan masalah melalui dialog (yang disaksikan oleh dunia selama Imran Khan berkuasa),” tulis Mehsud dalam pesan tersebut.
Noor Wali Mehsud juga mengatakan bahwa perang yang dipaksakan kepada suku Pashtun di kedua sisi Garis Durand setelah peristiwa 9/11, bertujuan untuk menghilangkan kemerdekaan suku tersebut.
Pesan Mehsud juga berbunyi bahwa militer Pakistan dan pesawat tak berawak Amerika telah membunuh ribuan pria, wanita, dan anak-anak serta menghancurkan sekolah, rumah, masjid, dan madrasah milik warga suku tersebut, membuat mereka tidak memiliki pilihan lain selain mengangkat senjata untuk melawan para pelaku. (haninmazaya/arrahmah.id)