WASHINGTON (Arrahmah.id) – Presiden AS Donald Trump telah menegaskan kembali komitmennya untuk mengontrol dan membeli Gaza, mengabaikan penolakan dari penduduk asli Palestina. Dalam pernyataan terbarunya, Trump menyatakan tekadnya untuk membeli Gaza, memicu kontroversi dengan menyederhanakan masalah Palestina sebagai masalah properti.
Trump juga mengusulkan kemungkinan mengalokasikan kembali sebagian wilayah Gaza ke negara-negara lain di Timur Tengah. “Kita bisa memberikan sebagian Gaza ke negara-negara tetangga,” tambahnya, mengisyaratkan pemenuhan ambisi ekspansionis ‘Israel’.
Dalam percakapan dengan wartawan, Trump mengusulkan untuk mengubah Gaza menjadi “Riviera-nya Timur Tengah”. Dia menyarankan untuk mengundang “orang-orang dari seluruh dunia” untuk pindah ke sana sambil mengusir lebih dari 2 juta penduduk asli Palestina. Pernyataannya ini menggemakan pernyataan sebelumnya oleh menantunya dan mantan ajudannya, Jared Kushner, yang menggambarkan kawasan pantai Gaza sebagai properti bernilai tinggi.
Tahun lalu, Kushner mengatakan bahwa ‘Israel’ harus mengosongkan populasi Gaza sambil “membersihkan” kawasan tersebut. Dalam wawancara dengan Harvard’s Middle East Initiative, dia mengusulkan untuk membuldoser sebagian Gurun Negev untuk memindahkan warga Palestina ke sana. Dia juga menyarankan bahwa, “dengan diplomasi yang tepat,” ‘Israel’ bisa mendorong warga Palestina keluar melalui perbatasan Rafah ke Mesir.
Rencana Trump telah memicu kemarahan, dengan warga Palestina menolak segala bentuk pengusiran paksa. Kritikus melihatnya sebagai kelanjutan dari kebijakan ‘Israel’ yang bertujuan menghapus keberadaan Palestina dari tanah mereka. (zarahamala/arrahmah.id)