PARIS (Arrahmah.id) — Majalah Prancis Le Point menyebut mantan Presiden AS Donald Trump sebagai sosok yang berhasil memulai pembongkaran atas hegemoni global Amerika Serikat. Dalam tajuk rencana yang ditulis Luc de Barochez, Le Point menegaskan bahwa meski AS sempat mengalami kehinaan besar dalam Perang Vietnam, namun bukan kekalahan militer yang mengguncang kekaisaran Amerika, melainkan keputusan-keputusan yang dibuat oleh pemimpinnya sendiri.
Pada 1975, pasukan komunis merebut kota Saigon, menandai runtuhnya Vietnam Selatan. Evakuasi tergesa-gesa warga AS dengan helikopter dari atap kedutaan menjadi simbol kekalahan yang memalukan, sekaligus kegagalan strategi besar AS dalam “membendung komunisme”.
Namun setelah itu, AS kembali bangkit. Uni Soviet mengulangi kesalahan serupa di Afghanistan, hingga akhirnya bubar dan kehilangan pengaruh globalnya, sementara AS keluar sebagai pemenang dalam Perang Dingin.
Meski demikian, seperti Kekaisaran Romawi yang runtuh dari dalam, Washington kini melemah dari pusat kekuasaannya sendiri. Trump, dalam 100 hari pertamanya di Gedung Putih, membuat para sekutu AS di lima benua merasa kurang aman, serta mengguncang sistem ekonomi global. Ia melemahkan dominasi dolar, membalik arah globalisasi, dan menghancurkan kekuatan lunak AS, termasuk dengan membongkar lembaga seperti Badan Pembangunan Internasional Amerika.
Menurut Le Point, Trump bukan satu-satunya. Sejak awal abad ke-21, semua presiden AS secara bertahap telah melemahkan kekuatan negaranya. George W. Bush menghancurkan legitimasi moral AS dengan menyerang Irak atas dasar kebohongan soal senjata pemusnah massal. Barack Obama menolak campur tangan militer dan menegaskan bahwa Amerika bukan lagi “polisi dunia”.
Trump sendiri mengecam “perang abadi” dan menandatangani kesepakatan dengan Taliban untuk menarik pasukan AS dari Afghanistan. Kesepakatan ini kemudian dijalankan oleh Joe Biden dalam kondisi kacau yang memalukan bagi militer AS.
Lebih lanjut, Le Point mencatat bahwa setelah kembali berkuasa, Trump mempercepat kemunduran AS secara drastis. Yang ironis, kemunduran ini disertai dengan sikap agresif terhadap negara-negara tetangga seperti Kanada dan Panama—mirip dengan kebijakan ekspansi Rusia terhadap tetangganya di bawah Vladimir Putin.
Majalah itu menyimpulkan bahwa dunia kini mulai berjalan di atas asas “hak kekuasaan”, di mana negara kuat merasa bebas menindas tetangganya. Hal ini membangkitkan kekhawatiran Eropa atas agresi Rusia, dan juga menimbulkan kecemasan di kalangan sekutu-sekutu AS di Asia seperti Taiwan, Jepang, dan Korea Selatan.
Le Point menutup dengan menyatakan bahwa seluruh upaya AS untuk mengisolasi China selama bertahun-tahun kini telah gagal, dan sangat kecil kemungkinan Washington bisa mengulang kebangkitan seperti pasca-Vietnam 1975.
(Samirmusa/arrahmah.id)
FOLLOW US
📢 Telegram Utama
🎥 Telegram Video
📸 Instagram
🐦 X (Twitter)
💬 WhatsApp Channel
🎵 TikTok
▶️ YouTube
🔴 Redz App