WASHINGTON (Arrahmah.id) — Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump mengatakan bahwa tokoh utama serangan bom bunuh diri tahun 2021 di bandara Kabul yang menyebabkan 13 tentara AS tewas telah ditangkap. Dia menambahkan akan menyeret pelaku ke AS untuk diadili.
“Malam ini, saya dengan senang mengumumkan bahwa kita baru saja menangkap teroris utama yang bertanggung jawab atas kekejaman itu,” kata Trump. “Dan ia sekarang sedang dalam perjalanan ke sini untuk menghadapi pedang keadilan Amerika yang bergerak cepat.”
Dilansir kantor berita AFP (5/3/2025), Trump pun mengumumkan bahwa keberhasilan penangkapan otak pelaku serangan itu atas kerja sama dari Pakistan
Departemen kehakiman mengatakan bahwa otak pelaku serangan adalah anggota kelompok Islamic State Khurasan Provience (ISKP) bernama Mohammad Sharifullah, yang juga dikenal sebagai Jafar. Dia ditangkap pada pada 2 Maret lalu dan saat ini sedang dalam perjalanan menuju AS untuk didakwa dengan tuduhan “menyediakan dan berkonspirasi untuk menyediakan dukungan material dan sumber daya ke organisasi yang telah ditetapkan sebagai organisasi teroris asing yang mengakibatkan kematian.”
Sharifullah diperkirakan akan hadir di hadapan pengadilan Distrik Timur Virginia, kata departemen itu dalam pernyataan di situs webnya.
PM Pakistan Shehbaz Sharif mengidentifikasi Sharifullah sebagai “komandan tingkat atas” dan seorang warga negara Afghanistan dalam sebuah postingan di X.
“Teroris buronan ini ditangkap dalam operasi yang sukses dilancarkan di perbatasan Pakistan-Afghanistan,” kata Sharif, tanpa membagikan rinciannya.
Departemen Kehakiman AS mengatakan misi ini merupakan upaya berbagai badan yang juga melibatkan CIA dan FBI.
“Sharifullah mengaku membantu mempersiapkan serangan Gerbang Abbey, termasuk mengumpulkan informasi mengenai jalur di dekat bandara bagi penyerang,” kata departemen itu.
Sharifullah mengaku mengenali Abdul Rahman al-Logari yang meledakkan bom bunuh diri dan mengakui berperan dalam serangan-serangan lain di Afghanistan dan Rusia, kata pernyataan tersebut.
Analis keamanan yang berbasis di Islamabad Iftekhar Firdaus mengatakan kepada VOA bahwa Sharifullah, warga Kabul, bergabung dengan ISKP pada tahun 2016.
Ia ditangkap pada 2019 dan dibebaskan sewaktu terjadi pembobolan penjara Taliban Afghanistan sewaktu mereka mengambil alih kekuasaan pada 15 Agustus 2021,” kata Firdaus, pendiri The Khorasan Diary, platform daring yang memantau militansi. Jika dinyatakan bersalah, Sharifullah bisa dikenai hukuman maksimal penjara seumur hidup, kata departemen kehakiman.
Sementara itu Perdana Menteri Pakistan Shehbaz Sharif berterima kasih kepada Trump karena mengakui kontribusi negaranya dalam sebuah unggahan di platform media sosial X.
“Kami berterima kasih kepada Presiden AS Donald Trump karena mengakui dan menghargai peran serta dukungan Pakistan dalam menghadapi upaya terorisme di seluruh kawasan ini,” tulis Sharif.
“Kami akan terus bermitra erat dengan ASt dalam memastikan perdamaian dan stabilitas kawasan,” lanjut perdana menteri Pakistan itu.
Penangkapan itu mengisyaratkan Islamabad dan Washington bekerja sama erat dalam beberapa isu keamanan meskipun hubungan kedua negara mencapai titik terendah sejak AS mengakhiri perang di Afghanistan dan kembalinya Taliban ke kekuasaan.
“Penangkapan ini menunjukkan kerja sama kontraterorisme antara Pakistan dan AS tetap kuat meskipun hubungan kedua negara sebagian besar terbatas pada bidang yang sempit yang berfokus pada kontraterorisme,” kata mantan duta besar Pakistan untuk Washington Maleeha Lodhi kepada VOA,
“Ini adalah perkembangan besar pertama antara kedua negara sejak pemerintahan Trump menjabat,” kata Firdaus. “Ini juga menggambarkan saling ketergantungan kedua negara ini dalam hal kerja sama kontraterorisme.” (hanoum/arrahmah.id)