WASHINGTON (Arrahmah.com) – Presiden AS, Donald Trump, mengatakan tidak ada alasan baginya untuk mendengarkan rekaman pembunuhan yang “sangat ganas”terhadap jurnalis Saudi, Jamal Khashoggi, Washington Post melaporkan.
Trump, dalam sebuah wawancara yang disiarkan Minggu (18/11/2018), menegaskan bahwa rekaman audio, yang disediakan oleh pemerintah Turki, tidak akan mempengaruhi tanggapannya terhadap pembunuhan kolumnis Washington Post yang telah mengkritik kerajaan dan keluarga Saudi 2 Oktober lalu.
“Ini adalah rekaman penderitaan, rekaman yang buruk. Saya telah sepenuhnya mendapat penjelasan tentang itu, tidak ada alasan bagi saya untuk mendengarnya,” kata Trump dalam wawancara dengan Fox News Sunday.
”Saya tahu semua yang terjadi di rekaman itu tanpa harus mendengarnya.”
Sehari sebelumnya (17/11) Trump mengatakan pemerintahannya akan merilis laporan lengkap dalam dua hari ke depan, kemungkinan Senin atau Selasa. Laporan itu juga akan menguak pelaku utama di balik pembunuhan Khashoggi.
Badan-badan intelijen Amerika telah menyimpulkan bahwa putra mahkota memerintahkan pembunuhan di Konsulat Saudi di Turki, menurut seorang pejabat AS yang akrab dengan penilaian tersebut. Pejabat itu tidak berwenang untuk membahas masalah ini secara terbuka dan berbicara dengan syarat anonimitas. Orang lain yang akrab dengan kasus itu mengingatkan bahwa sementara kemungkinan putra mahkota terlibat dalam kematian, masih ada pertanyaan tentang peran apa yang dimainkannya.
Trump menghadapi tekanan untuk menghukum Arab Saudi atas kasus itu. Meski demikian, tampak jelas bahwa ia memilih tetap menempatkan Saudi sebagai sekutu dekat.
Pemerintah AS sendiri pada Kamis (15/11) memberlakukan sanksi ekonomi terhadap 17 pejabat Saudi atas dugaan peran mereka dalam pembunuhan itu, namun Paman Sam tidak menargetkan sanksi kepada pemerintah Kerajaan Arab Saudi.
Diketahui, Arab Saudi adalah pemasok minyak utama dan sekutu dekat Amerika Serikat dalam melawan kekuatan Iran di Timur Tengah.
Senator Republik Lindsey Graham, sekutu dekat Trump, mengatakan dirinya tidak ragu tentang keterlibatan MbS dalam pembunuhan Khashoggi itu.
“Mereka [Arab Saudi] adalah sekutu penting, tetapi ketika bicara putra mahkota, dia [MbS] tidak rasional, dia tertunduk, dan saya pikir dia melakukan banyak merusak hubungan antara Amerika Serikat dan Arab Saudi. Dan saya tidak punya niat untuk bekerja sama dengannya lagi,” katanya pada NBC. (Althaf/arrahmah.com)