WASHINGTON (Arrahmah.com) – Sebuah laporan mengungkapkan bahwa Presiden AS Donald Trump telah menggunakan perselisihan dengan Turki tentang seorang pendeta yang ditahan untuk mengumpulkan suara menjelang pemilihan kongres pada bulan November.
Dalam bagian analisis, Financial Times menyebut langkah untuk menekan Turki agar membebaskan Andrew Brunson dilakukan agar bisa menenangkan pemilih Kristen evangelis yang merupakan inti besar dari basis dukungan Trump.
Pada hari pertama Trump mengancam Turki dengan sanksi atas penahanan terhadap Brunson, Wakil Presiden Mike Pence memberikan doa di Kementerian untuk Memajukan Kebebasan Beragama di mana dia mengatakan, “kepada orang-orang beragama di seluruh Amerika, saya mengucapkan doa untuk pendeta Brunson.”
Sementara Penginjil di Amerika Serikat menganggap upaya Trump untuk membebaskan Brunson sebagai dukungan untuk kebebasan beragama, dan menyatakan bahwa Trump berusaha menggunakan masalah ini untuk meraup sukses selama pemilihan paruh waktu 7 November.
“Kasus Brunson adalah panggilan bagi kaum evangelis di dalam basis Partai Republik karena Anda memiliki seorang pendeta Kristen yang ditahan di sebuah negara mayoritas Muslim,” kata Amanda Sloat dari Brookings Institution kepada Financial Times.
“Sepertinya ini adalah sesuatu yang telah didukung Pence sejak awal,” ujarnya.
Artikel yang diterbitkan pada Kamis itu membahas berapa banyak keputusan politik Trump yang didukung secara luas oleh basis evangelisnya.
Gary Bauer, penasihat kebijakan dalam negeri untuk mantan Presiden Ronald Reagan, mengatakan bahwa komunitas evangelis menyambut baik pengangkatan Pence, Sekretaris Negara Mike Pompeo dan Duta Besar AS untuk Kebebasan Agama Internasional Sam Brownback.
Dalam beberapa bulan terakhir, pemilih Demokrat telah menonjol di jajak pendapat untuk memilih kandidat dalam pemilihan paruh waktu 7 November.
Untuk mencekal kemungkinan Demokrat mengambil kendali Kongres, Trump ingin membawa lebih banyak pemilih dari kaum evangelis dengan cara menjamin pembebasan Brunson, ungkap Financial Times.
Hubungan antara Turki dan AS telah memburuk dalam beberapa pekan terakhir menyusul pengenaan sanksi oleh AS terhadap pejabat Turki atas penahanan pendeta Amerika Andrew Brunson, yang berada di bawah tahanan rumah di Turki atas tuduhan terorisme.
Presiden Donald Trump pekan lalu meningkatkan serangannya ke Turki dengan menggandakan tarif AS atas impor aluminium dan baja Turki.
Sebagai pembalasan, pada hari Rabu Turki juga meningkatkan tarif untuk beberapa produk asal AS, termasuk alkohol dan produk tembakau dan mobil.
(ameera/arrahmah.com)