WASHINGTON (Arrahmah.id) — Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump mencak-mencak usai helikopter Sikorsky H-60 Black Hawk yang bertabrakan dengan pesawat Bombardier CRJ700 American Airlines karena terbang terlalu tinggi saat kejadian.
Pesawat yang membawa 64 penumpang dan kru yang terbang dari Wichita, Kansas, itu menabrak helikopter militer AS saat akan mendarat di Bandara Nasional Ronald Reagan, Washington DC, pada Rabu (29/1/2025) malam.
Akibat kejadian tersebut, seluruh penumpang dan kru yang berada di pesawat dan helikopter yakni 67 orang dinyatakan tewas.
“Helikopter Black Hawk terbang terlalu tinggi, jauh di atas batas ketinggian 200 kaki. Itu tidak terlalu sulit untuk dipahami, bukan?” kata Trump, di akun media sosial Truth Social (31/1).
Meski demikian penyelidikan untuk mengungkap penyebab pasti kecelakaan masih dilakukan, melibatkan badan penerbangan federal FAA dan Badan Keselamatan Transportasi Nasional (NTSB).
Sebelum itu Trump menyalahkan pemerintahan mantan presiden Barack Obama dan Joe Biden atas kecelakaan pesawat dan heli di Washington DC. Dia menuduh keduanya mempekerjakan personel yang tidak memiliki kualifikasi untuk bekerja badan penerbangan sipil nasional.
“Peristiwa yang mengejutkan ini menyusul keputusan bermasalah dan mungkin ilegal selama pemerintahan Obama dan Biden yang meminimalkan prestasi dan kompetensi di badan penerbangan Federal (FAA),” kata Trump (30/1).
Trump menuduh pemerintahan Obama mengubah standar perekrutan staf FAA. Dia juga mengklaim, selama masa jabatan periode pertamanya sebagai presiden AS telah meningkatkan standar keselamatan. (hanoum/arrahmah.id)