WASHINGTON (Arrahmah.com) – Gedung Putih mengatakan bahwa Raja Salman dari Arab Saudi telah setuju untuk mendukung terciptanya “zona aman” di Suriah dan Yaman. Pihak Gedung Putih mengatakan bahwa kesepakatan itu dicapai selama percakapan di telepon antara Trump dan Raja Salman.
Trump telah menggagas “zona aman” selama kampanye presiden Amerika beberapa waktu lalu. Selama lebih dari satu tahun dalam kampanye tersebut, Trump berjanji untuk menghentikan arus pengungsi Suriah ke Amerika, memperingatkan bahwa para pengungsi itu bisa menjadi “kuda troya”.
Namun, dia mengklaim bahwa Amerika Serikat akan membantu krisis kemanusiaan yang menyebabkan jutaan warga Suriah melarikan diri dari negara mereka dengan mendirikan “zona aman” di Suriah dan kemudian memaksa negara-negara Teluk Arab seperti Arab Saudi untuk ikut ambil bagian.
Menurut The Washington Post, Trump membawa-bawa gagasan zona aman selama percakapan lewat telepon dengan Raja Arab Saudi dan Pageran Abu Dhabi, tetapi tidak menyebutkan siapa yang akan mendanai zona aman tersebut.
Reuters melaporkan bahwa Saudi Press Agency tidak menyebutkan secara spesifik seperti apa zona aman itu, tetapi mengatakan bahwa kedua pemimpin itu telah menegaskan keseriusan dalam menjalin hubungan strategis di antara kedua negara tersebut.
Saudi Press Agency mengatakan, “Penjaga Dua Masjid Suci itu telah menegaskan dukungannya untuk mendirikan zona aman di Suriah,” tetapi tidak menyebutkan Yaman, di mana aliansi Saudi sedang berjuang melawan kelompok Syiah Houtsi yang didukung Iran.
Seorang sumber senior Saudi juga mengatakan kepada Reuters bahwa kedua pemimpin itu berbicara selama lebih dari satu jam melalui telepon dan sepakat untuk meningkatkan kontraterorisme dan kerja sama militer, serta meningkatkan kerjasama ekonomi. (fath/arrahmah.com)