WASHINGTON (Arrahmah.id) – Meskipun Yordania dan Mesir menyatakan bahwa mereka tidak akan mengizinkan warga Palestina dari Gaza untuk ‘diusir’ dari tanah mereka dan dipindahkan ke negara-negara tetangga, Presiden AS Donald Trump bersikeras bahwa ‘mereka akan melakukannya. Kami melakukan banyak hal untuk mereka, jadi mereka akan melakukannya.’ Sementara, para kritikus mengatakan rencana ini sama saja dengan ‘pembersihan etnis’ dan merupakan ‘kejahatan perang’.
Presiden AS Donald Trump pada Kamis (30/1/2025) menggandakan usulannya yang kontroversial untuk merelokasi warga Palestina dari Gaza ke Mesir dan Yordania, bersikeras bahwa kedua negara akan mematuhinya, meskipun mereka berulang kali menolak.
“Mereka akan melakukannya. Mereka akan melakukannya. Mereka akan melakukannya, oke? Kita melakukan banyak hal untuk mereka, dan mereka akan melakukannya,” kata Trump kepada wartawan ketika ditanya apakah ia akan mempertimbangkan langkah-langkah untuk menekan Kairo dan Amman agar menerima rencananya.
Trump menyerukan pada akhir pekan untuk “membersihkan” Gaza dan memindahkan warga Palestina ke Mesir dan Yordania, menggambarkan daerah kantong itu sebagai “lokasi pembongkaran” setelah genosida ‘Israel’.
Namun, kedua negara dengan keras menolak seruan pemindahan atau relokasi warga Palestina dari tanah mereka.
Usulan Trump muncul setelah perjanjian gencatan senjata berlaku di Gaza pada 19 Januari, yang menghentikan kampanye pengeboman Israel yang telah menewaskan lebih dari 47.400 warga Palestina, sebagian besar dari mereka adalah wanita dan anak-anak.
Usulan Trump tersebut menuai kecaman luas, dengan para kritikus menyebutnya sebagai “pembersihan etnis” dan “kejahatan perang”. Banyak negara di dunia Muslim dan Arab serta negara-negara Eropa seperti Prancis telah dengan tegas menolak gagasan tersebut. (zarahamala/arrahmah.id)