WASHINGTON (Arrahmah.com) – Presiden AS Donald Trump telah memberikan CIA otoritas baru untuk melakukan serangan pesawat tak berawak terhadap siapa saja yang mereka klaim tersangka militan, Wall Street Journal melaporkan pada hari Senin (13/3/17), mengutip para pejabat AS.
Langkah ini akan menjadi perubahan dari kebijakan pemerintahan mantan Presiden Barack Obama untuk membatasi peran paramiliter CIA, surat kabar tersebut melaporkan.
Gedung Putih, Departemen Pertahanan AS dan CIA tidak segera memberi komentar atas pemberitaan ini.
Obama telah berusaha untuk mempengaruhi pedoman global untuk penggunaan serangan pesawat tak berawak saat negara-negara lainnya mulai mengejar program drone mereka sendiri.
Amerika Serikat adalah negara pertama yang menggunakan pesawat tak berawak yang dilengkapi rudal untuk membunuh tersangka militan di pasca 11 September 2001 di New York dan Washington.
Serangan drone Predator dan Reaper terhadap sasaran-sasaran di luar negeri dimulai sejak pemerintahan mantan Presiden George W Bush dan diperluas oleh Obama.
Sejumlah kritik menggarisbawahi bahwa program drone ini hanya menciptakan bertambahnya jumlah militan daripada membunuh mereka. Para pakar mengutip penyebaran organisasi jihad dan serangan militan di seluruh dunia sebagai bukti bahwa target pembunuhan drone hanya memperburuk masalah.
Pada bulan Juli, pemerintah AS menerima tanggung jawab untuk secara tidak sengaja membunuh hingga 116 warga sipil dalam serangan di negara-negara di mana Amerika tidak berperang. (althaf/arrahmah.com)