NEW YORK (Arrahmah.com) – Calon presiden AS dari Partai Republik Donald Trump pada Minggu (25/9/2016) mengatakan kepada Perdana Menteri “Israel” Benjamin Netanyahu bahwa jika dirinya terpilih, AS akan mengakui Yerusalem sebagai ibukota “Israel”.
Selama pertemuan yang berlangsung lebih dari satu jam di Trump Tower di New York, Trump mengatakan kepada Netanyahu bahwa nanti di bawah pemerintahannya AS akan mengakui Yerusalem sebagai ibukota yang tidak terpisah dari Negara “Israel”.
Sementara “Israel” menyebut Yerusalem sebagai ibukota, beberapa negara lain sepakat akan hal itu, termasuk AS. Kebanyakan negara mempertahankan kedutaannya di Tel Aviv.
Warga Palestina menginginkan Yerusalem Timur, yang dikuasai “Israel” dalam perang tahun 1967, sebagai ibukota mereka yang hendak mereka bangun bersama “Israel” di Tepi Barat dan Jalur Gaza.
Netanyahu mengadakan pertemuan terpisah di kemudian hari pada Ahad yang berlangsung hanya kurang dari satu jam bersama calon presiden dari Partai Demokrat Hillari Clinton, saingan Trump dalam pemilihan presiden AS 8 November nanti.
Clinton menekankan komitmennya untuk hubungan AS-“Israel” dan rencananya untuk menjalin hubungan ke tingkat berikutnya.
Clinton juga berbicara tentang komitmennya untuk solusi dua negara dalam konflik “Israel”-Palestina yang menjamin masa depan “Israel” sebagai negara Yahudi yang aman dan demokratis dengan perbatasan yang diakui dan memberikan kemerdekaan, kedaulatan, dan martabat kepada warga Palestina.
Selama pertemuan dengan Trump, kandidat dari Partai Republik itu mengatakan dia setuju dengan klaim Netanyahu yang mengatakan bahwa perdamaian di Timur Tengah hanya bisa dicapai bila Palestina menghentikan “kebencian dan kekerasannya” dan menerima “Israel” sebagai Negara Yahudi. (fath/arrahmah.com)