Baghdad (arrahmah) – Satu serdadu tewas dan tiga lainnya cedera akibat ledakan bom di sebelah truk lapis baja jenis “Mine Resistant Ambush Protected” (MRAP) di dekat Arab Jabour, di pinggiran selatan Baghdad, Sabtu.
Militer AS mempunyai sekitar 1.500 kendaraan MRAP di Irak untuk mengurangi pemakaian kendaraan Humvee yang dinilai belum cukup melindungi.
Truk MRAP secara umum punya ciri-ciri lambung yang berbentuk V dan posisinya lebih tinggi serta dilengkapi baja yang dirancang dapat melindungi penumpang dari ledakan bom tepi jalan maupun ranjau.
Sebagiannya juga dilengkapi dengan pendeteksi bahan peledak dan pengacak sinyal untuk mengacau sinyal yang biasanya digunakan untuk meledakkan ranjau dari jarak jauh.
Bom pinggir jalan hingga kini merupakan pembunuh terbanyak serdadu AS di Irak. Pengoperasian kendaraan tersebut telah menjadi prioritas utama Pentagon pada tahun lalu.
Menurut hitungan Pentagon, sebanyak 3.929 serdadu AS tewas di Irak sejak invasi pada Maret 2003.
Harian New York Times melaporkan, Selasa, serdadu yang tewas itu adalah seorang juru tembak (gunner).
“Gunner” berada di kubah kecil di atas kendaran dan merupakan posisi paling rentan, khususnya jika kendaraan terbalik atau terguling akibat ledakan.
Danielson mengatakan insiden Jabour Arab sedang dalam penyelidikan tetapi dia memperkirakan kematian serdadu itu tidak akan mengubah sikap militer terhadap kendaraan tersebut.
Pentagon awalnya berencana mengapalkan 2.500 hingga 3.000 MRAP ke Irak paling lambat pada akhir 2007 tetapi kemudian dikurangi menjadi 1.500 kendaran akibat lamanya waktu yang dibutuhkan untuk mengirimkan truk seberat 18 ton itu.
Pentagon telah memesan 8.800 MRAP dengan biaya 12 miliar dolar. MRAP yang jauh lebih besar dari Humvee, dapat membawa 6 hingga 10 personel. [fad/arrahmah.com]