JAKARTA (Arrahmah.id) – Sekretaris Umum PP Muhammadiyah, Abdul Mu’ri meminta supaya Liga 1 dihentikan buntut dari tragedi Laga Arema FC vs Persebaya Surabaya yang digelar di Stadion Kanjuruhan, Malang menelan korban lebih dari 100 orang.
Namun demikian, lanjutnya, jika terpaksa harus digelar maka harus ada peraturan baru perihal keberadaan penonton atau suporter.
Selain itu, lanjutnya, ini juga berdekatan dengan tahun politik 2024.
Abdul Mu’ti juga menyampaikan duka mendalam atas tragedi ini.
“Duka cita yang sangat mendalam atas tragedi sepakbola di Stadion Kanjuruhan Malang kemarin itu,” kata Abdul Mu’ti, Senin (3/10/2022).
Akibat ini, induk sepakbola Indonesia atau PSSI terancam sanksi dari FIFA.
Abdul Mu’ti menegaskan, tragedi yang menelan 100 jiwa lebih ini harus menjadi evaluasi bagi PSSI dan semua pihak terkait yang melaksanakan Liga 1, serta manajemen sepakbola nasional.
“Tragedi Kanjuruhan ini harus menjadi evaluasi bagi PSSI dan semua pihak terkait dengan pelaksanaan Liga 1 dan manajemen sepak bola nasional,” ujar Abdul Mu’ti.
Abdul Mu’ti menambahkan, kalaupun Liga 1 akan tetap dilanjutkan maka perlu dibuat kebijakan baru. Hal ini misalnya digelar tanpa penonton. Atau, dilanjutkan dengan penonton dibatasi. Dengan itu, diharapkan tidak terjadi kerusuhan akibat insiden dari berkumpulnya banyak orang.
“Permintaan kami agar Liga 1 dihentikan karena alasan keamanan dan mendekati tahun politik tersebut. Sangat riskan bila terjadi kerusuhan di saat-saat sekarang ini akibat insiden dari berkumpulnya banyak orang,” pungkasnya.
(ameera/arrahmah.id)